Asal Muasal Mahasiswa Melakukan Penelitian R & D - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 24 Januari 2024

Asal Muasal Mahasiswa Melakukan Penelitian R & D

Penelian dan pengembangan. 

Menyandang sebagai mahasiswa, menuntun dan menuntut untuk melakukan banyak hal baik yang memang disukai sampai yang belum pernah dilakukan. Bagi penulis, lebih banyak melakukan hal yang belum pernah dilakukan. Sebagai mahasiswa yang ingin keluar dari dunia kampus dengan jalur yang benar, penulis harus melakukan yang namanya penelitian. Sebenarnya banyak sekali hal yang bisa digunakan sebagai bahan penelitian. Sebab beda subjek dan objek saja sudah bisa menghasilkan hasil yang berbeda. Namun yang menjadi pertanyaan dosen PA (Pembimbing Akademik) nanti ketika mengajukan judul, “Apa bedanya penelitianmu dengan penelitian yang sudah ada?” Apa iya mau dijawab dengan “Beda tempat.”? Ngga masuk itu. Pasti suruh ganti judul. 


Benar sekali, mahasiswa dituntut untuk memperbarui dan memodifikasi hal yang sudah ada. Istilahnya mahasiswa harus kreatif dan inovatif menghadapi kondisi yang ada di lapangan. Sehingga beberapa mahasiswa terkadang tersendat di sini. Mengajukan berbagai judul dan berkali-kali ditolak. Ya karena sudah umum gitu. Dilematis. 


Namun, ada penelitian dengan kemungkinan besar diterima. Research and Development (R & D). Betul, penelitian dan pengembangan menjadi jenis penelitian yang menggabungkan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian ini belum terlalu banyak yang melakukan, seperti di prodi penulis penelitian ini masih lumayan jarang. Penulis merangkum beberapa alasan mahasiswa yang menggunakan jenis penelitian ini.


Terjebak pertanyaan dosen. Cukup konyol bukan? Setelah diterima judul oleh fakultas, mahasiswa segera menghubungi dosen pembimbing dan mendiskusikan penelitian yang akan dilakukan bukan? Sama, setelah berdiskusi dosen menyaran ini itu dan mahasiswa itu hanya mengiyakan. Sialnya ternyata ada miscom antara mahasiswa dan dosen. Yang dosen maksud adalah menjadikan penelitian pengembangan sedangkan maksud mahasiswa adalah penelitian kuantitatif biasa hanya menggunakan game sederhana. Game secara langsung bukan menggunakan aplikasi android. Alhasil mahasiswa itu menerima kenyataan dan melakukan penelitian pengembangan.


Idealis dan mengedepankan ego. Melakukan penelitian bukan berarti melakukan hal-hal yang disenangi saja. Namun juga memperhatikan apa yang dibutuhkan lapangan. Namun, karena rasa penasaran dan miris dengan keadaan yang minim literasi, salah satu mahasiswa memutuskan untuk melakukan penelitian pengembangan. Penggabungan antara dua bidang ilmu pengetahuan merupakan hal yang cukup menarik menurut dia. Namun ini sastra dengan sains yang seringkali dimaknai dengan dua hal yang berbeda jauh. Benar adanya memang jika keduanya memiliki latar belakang dan output yang berbeda. Namun, keduanya juga memiliki persamaan yakni berusaha menyampaikan ide dan gagasan pada pembaca. 


Hanya saja secara matematis bahasa yang digunakan ringkas dan hanya sebagai pengganti objek abstrak sedangkan dalam sastra menjadi hal utama. Dari itulah gabungan dari keduanya membutuhkan waktu lebih untuk memutar otak agar keduanya bisa saling mengisi dan melengkapi. Di sini pula, kesulitan bahasa yang tidak semua dosen atau pembimbing paham dengan apa yang diinginkan dia menjadikan dia memikirkan dan mencari solusi sendiri bagaimana agar sains dan sastra bisa menjadi satu kesatuan.


Pengin cepet di ACC judul. Di semester akhir, untuk melepaskan diri dari jeratan pembayaran UKT merupakan momok tersendiri di kalangan mahasiswa. Entah memang sudah memiliki rencana ke depannya atau hanya ingin melepaskan diri dari statusnya sebagai beban orang tua. Solusinya adalah dengan diterima judul penelitian dan melakukan penelitian tersebut. Lagi-lagi ini menjadi momok tersendiri yang mana tidak segampang itu mendapatkan ACC judul penelitian. Semakin banyak mahasiswa semakin banyak pula persaingan judul yang di sekitaran itu-itu saja. Maka, salah satu mahasiswa nekat menggunakan jenis penelitian yang tidak semua mahasiswa mau dan sanggup melakukannya. R & D menjadi solusi pamungkas untuk terhindar dari drama penerimaan judul. Meskipun proses ke depannya tidak tau akan bagaimana, yang penting sudah mendapatkan dosen pembimbing.


Begitulah, kita tidak bisa menetapkan takdir namun bisa menentukan takdir meski ACC atau tidaknya tergantung dari Allah. Apa kalian juga merasakan hal yang sama? Pokoknya yang sabar aja jadi mahasiswa mah. (Irna Maifatur Rohmah/11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar