Kisah Inspiratif Edi, Banting Setir dari Marketing Hotel Jadi Penjual Susu Murni Nasional - Soeara Moeria

Breaking

Kamis, 04 Juli 2024

Kisah Inspiratif Edi, Banting Setir dari Marketing Hotel Jadi Penjual Susu Murni Nasional

Edi, penjual susu murni nasional. (Foto: Alifia Ahmad)

Semarang, soearamoeria.com - Ibarat irama alam semesta yang tak henti bergerak, roda kehidupan senantiasa melingkar, kadang menghampiri puncak kejayaan, dan terkadang meluncur ke dalam kegelapan, menciptakan panorama yang tak pernah berhenti mengalir.


Begitu pula dengan Edi, penjual susu murni nasional, yang pernah mengarungi pahitnya kehidupan, terutama ketika ia diberhentikan secara tiba-tiba dari perusahaan tempatnya bekerja dahulu.


Tak larut dalam keputusasaan, Edi berusaha bangkit dengan memutuskan menjadi seorang penjual susu murni nasional, yang menjajakan berbagai varian susu menggunakan gerobak sepeda.

 

Edi (50) warga Candisari, Kota Semarang, pada awalnya adalah seorang pegawai marketing di sebuah hotel. Namun, sayang, kala itu ia diberhentikan secara tiba-tiba oleh pimpinan, yang mengakibatkan Edi kehilangan pekerjaannya. 


“Ya, dulu saya dipercaya pimpinan untuk menjadi pegawai di bidang marketing perhotelan saat tahun 2000, sebelum akhirnya diberhentikan, dan berjualan susu murni. Saya waktu itu merasakaan kejayaan hidup, seperti kalau mau ke mana-mana selalu diantar oleh supir menggunakan mobil, ya, ibarat seperti atasan,” ucap Edi sambil mengingat kembali masa kejayaannya dahulu Kamis (4/7/2024).


Edi bercerita, setelah diberhentikan dari pekerjaan lamanya, ia menghubungi saudaranya, yang kebetulan saat itu memiliki informasi perihal lowongan pekerjaan. Rezeki takkan ke mana, perusahaan yang dituju Edi sedang membutuhkan tenaga kerja sebagai penjual susu murni.

 

Selama kurang lebih setengah dekade, atau lebih tepatnya enam tahun, Edi telah menjalani usahanya berjualan susu murni nasional sejak tahun 2017. Ia menjajakan produk jualannya dengan cara mangkal dari pukul 09.00—14.00 WIB di pinggiran di SPBU Universitas Diponegoro. Ia merasa dengan cara tersebut lebih meningkatkan penjualannya karena setiap hari pelanggan selalu datang ke tempat yang sama untuk membeli susu murni nasional.


Edi menyediakan berbagai varian rasa susu murni nasional, seperti stroberi, cokelat, vanila, moka, dan susu tawar. Harganya berkisar mulai dari tiga ribuan hingga tujuh ribu atau delapan ribu rupiah, terutama untuk varian yogurt. Ini mencerminkan keberagaman produk yang ditawarkan dan fleksibilitas dalam memenuhi selera konsumen. 


Salah satu pencapaian luar biasa yang dibagikan oleh Edi adalah omzet harian dari jualan susu murni nasional bisa mencapai 500 ribu rupiah per hari. Dengan omzet nya tersebut, Edi mampu stabilkan perekonomian keluarga, membiayai sekolah dan memberangkatkan anak semata wayangnya untuk melakukan kunjungan industri di Surabaya dan Bali.


Edi memberikan wawasan berharga tentang sikap dan keyakinan yang memandu dirinya untuk siap selalu mengatasi segala rintangan di depan mata. Ia menganggap semua rintangan dapat dengan mudah dilalui, terutama dalam menghadapi persaingan bisnis dengan produk yang serupa.


“Ya, saingan tuh pasti ada, tetapi tidak sekalipun suudzon terhadap rezeki Allah SWT. karena rezeki setiap manusia sudah ditakar masing-masing. Menurut saya pun, tidak ada rintangan yang sulit. Segala rintangan saya hadapi dengan usaha,” ucap Edi. 


Terakhir, ia pun berpesan kepada kawula muda agar tidak menyia-nyiakan masa muda, yang dapat dibilang adalah waktu emas. 


“Jangan sia-siakan masa muda kalian. Anak muda harus lebih meningkatkan semangat mudanya, apalagi zaman sekarang serba canggih. Perkembangan teknologi tidak boleh menghambat pola pikir anak muda. Jangan sampai diperdaya oleh teknologi, hingga kamu lalai akan sekitar.”


Keteguhan Pak Edi dalam menjalankan usaha susu murni nasionalnya tidak hanya merupakan gambaran kesuksesan pribadi, melainkan juga menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana sikap positif dan tekad kuat dapat membantu melewati masa-masa sulit. Usahanya, yang terus tumbuh bahkan selama pandemi, adalah bukti bahwa dengan semangat dan usaha, segala rintangan dapat diatasi. (Alifia Ahmad/01)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar