![]() |
| Anjangsana budaya ke Pondok Kebudayaan Kaliopak yang diasuh K. Jadul Maula. |
Yogyakarta, soearamoeria.com - Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kudus menggelar kegiatan Anjangsana Budaya pada Jumat–Sabtu, 12–13 Desember 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar Lesbumi Kudus dalam mengembangkan wacana seni budaya Islam, sekaligus memperkuat jejaring kebudayaan melalui dialog lintas ruang dan komunitas kreatif.
Dalam kegiatan tersebut, rombongan Lesbumi Kudus melakukan kunjungan ke sejumlah ruang kebudayaan, di antaranya Pondok Kebudayaan Kaliopak dan Akademi Bahagia EA (Mojok.co).
Kunjungan ini dimaksudkan sebagai ruang belajar bersama untuk menyelami praktik kebudayaan, diskusi seni, serta refleksi nilai-nilai Islam yang hidup dan terus berkembang dalam ekspresi budaya kontemporer.
Melalui dialog, diskusi, dan interaksi langsung dengan pelaku budaya, peserta Anjangsana Budaya diajak melihat bagaimana seni dan tradisi dapat menjadi medium penyemaian nilai-nilai keislaman yang inklusif, kritis, dan relevan dengan dinamika zaman.
Kegiatan ini juga menjadi sarana memperluas perspektif kader Lesbumi terhadap ragam pendekatan kebudayaan yang tumbuh di tengah masyarakat.
Ketua Lesbumi Kudus Abud SB Runcing menegaskan bahwa Anjangsana Budaya bukan sekadar agenda kunjungan, melainkan upaya membangun kesadaran kultural yang berkelanjutan.
“Melalui Anjangsana Budaya, Lesbumi Kudus ingin memperluas wawasan kader dan pegiat seni budaya Islam. Kegiatan ini menegaskan bahwa tradisi, seni, dan Islam dapat terus berdialog secara kreatif, kritis, dan tetap relevan dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Ia menambahkan, Lesbumi memiliki tanggung jawab untuk merawat dan mengembangkan kebudayaan sebagai bagian dari dakwah kultural Nahdlatul Ulama. Dengan pendekatan yang dialogis dan terbuka, seni dan budaya diharapkan mampu menjadi jembatan nilai antara tradisi, keislaman, dan realitas sosial kekinian.
Melalui Anjangsana Budaya ini, Lesbumi Kudus berharap dapat menumbuhkan kesadaran kultural di kalangan generasi muda Nahdliyin, sekaligus memperkuat peran seni budaya sebagai ruang tafsir, refleksi, dan ekspresi Islam yang ramah, membumi, dan berkelanjutan. (he)
