UN di Tangan Nadiem Makarim - Soeara Moeria

Breaking

Kamis, 09 Januari 2020

UN di Tangan Nadiem Makarim

Lailatul Maghfiroh
Oleh: Lailatul Maghfiroh, mahasiswi Universitas Islam Malang, Jurusan Administrasi Publik 3 C
   
Ujian Nasional selama ini menjadi tolak ukur kelulusan siswa siswi di Indonesia yang sudah ada sejak lama dan di terapkan terus walau periode berganti Ujian Nasional tetap sebagai tolak ukur kelulusan. Dalam hal ini Nadiem Makarim sebagai Mendikbud di kabinet Jokowi Ma’ruf Amin membuat satu trobosan yaitu menghapus Ujian Nasional mulai tahun 2021 dan menggantinya dengan sistem yang baru, yaitu dig anti dengan Asasmen Kompetensi Minimum dan Survey Karakter. Dengan adanya sistem yang baru ini tentu banyak adanya pro dan kontra, atas keputusan ini juga ada harapan akan trobosan ini. Mampukah meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Sebenarnya Nadiem Makarim bukan ingin menghilangkan pelaksanaan Ujian Nasional, melainkan agar pelaksanaannya dievaluasi karena banyak berdampak negative. Ada empat hal yang di atur di dalam kebijakan baru tersebut, yakni terkait penilaian Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) secara komprehensif, perubahan sistem UN, penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan penerapan sistem zonasi yang lebih fleksibel.

Ujian Nasional sendiri bagi saya pribadi bukan hal yang baru tentu bukan hanya saya pribadi yang berkata seperti ini mungkin anak Indonesia lainnya akan mengucap hal yang sama karena jelas Ujian Nasional adalah syarat bagi siswa siswi di Indonesia untuk lulus dari bangku SD,SMP dan SMA, hal ini juga menjadi momen paling menakutkan karena kelulusan hanya di tentukan oleh beberapa pelajaran saja di Ujian Nasional walau sistem itu sudah sedikit di rubah. Masalah Ujian Nasional juga sering terdengar klasik dan terkesan itu-itu saja seperti bocornya soal UN, jual beli jawaban Ujian Nasional tentu itu sangat tidak fair bagi pendidikan kita dan hal itu juga sudah menjadi masalah tahunan setiap kali waktu Ujian Nasional. Dengan trobosan menteri pendidikan menghapus Ujian Nasional dengan sistem yang baru menurut saya hal yang baik untuk pendidikan Indonesia.

Dalam hal ini banyak anggapan bahwa penghapusan Ujian Nasional dengan berganti sistem akan membuat para pelajar menyepelehkan dan membuat malas belajar karena Ujian Nasioanal yang tadinya menjadi tolak ukur kelulusan sudah tidak menjadi syarat lagi. Namun juga banyak yang setuju  dengan kebijakan Nadiem Makarim. Presiden RI Jokowi juga menyetujui dan mendukung metode pelaksanaan pengganti sistem Ujian nasional menjadi Asasmen Kompetensi, Ujian Nasional juga akan diganti dengan survey karakter. Terkait anggaran USBN Nadiem Makarim menyampaikan nantinya akan di alihkan untuk mengembangkan kapasitas guru dan sekolah guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dalam hal ini opini saya terkait kebijakan menteri pendidikan dalam menghapus Ujian Nasional  dan menggantinya dengan sistem yang baru adalah satu trobosan yang sangat berani dan tentu di landasi pertimbangan dan pemikiran yang matang. Sebagaimana kita tahu bahwa Ujian Nasional adalah cirri khas atau bisa dibilang identitas pendidikan dasar sampai menengah atas sebagai tolak ukur siswa tentu merubah juga tidak sembarangan. Dan saya sangat setuju jika Ujian Nasional dihapus dan diganti dengan yang baru karena pendidikan Indonesia membutuhkan trobosan baru. Dengan sistem baru nantinya saya berharap ada hal baru yang lebih bisa memberikan efek lebib baik lagi di pendidikan di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar