Ziarah umum dalam rangka Haul ke-60 KHR
Asnawi dihadiri ribuan santri, Selasa (13/3/2018). Kompleks makam Sunan Kudus
di mana KHR Asnawi di makamkan penuh hingga membludak di luar area Masjid
Menara.
KHR Asnawi merupakan teman perjuangan KH
Hasyim Asy'ari dalam mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Jadi ribuan santri yang
hadir ini jelas-jelas tabarrukan dengan karamah Mbah Asnawi. Setiap haul
selalu penuh yang ziarah.
"Setiap tahun, kami gelar tahlil umum di
makamnya. Ini sudah rutin yang dilaksanakan bersama panitia Yayasan Menara,"
tegas KH Em Nadjib Hassan, Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus
(YM3SK).
KH Abdul Mujib Sholeh, cucu KHR Asnawi
menyampaikan terima kasih pada Pengurus Yayasan YM3SK yang sudah
menyelenggarakan ziarah umum ini dengan meriah dan lengkap dihadiri sesepuh
Ulama Kudus.
Kiai Mujib memohon do'a dari para Kyai agar dzuriyah Mbah
Asnawi bisa melanjutkan perjuangannya. "Semoga kita semua dapat karomahnya
Mbah Asnawi," ungkapnya.
Kiai Mujib ingat sekali dengan pesan KHR
Asnawi pada tahun 1958 saat izin mau mondok ke Jombang. Inti nasihatnya adalah sekabehane
keapikan arikolo nganut ulama sepuh lan sedanten kejelekan niku sebab
ora manut kiai sepuh (semua kebaikan itu karena ikut dawuh kiai Ssepuh dan
kejelekan itu karena tidak ikut dawuh kiai sepuh).
Ini sesuai dengan hadits riyawat Assaubani
yang menegaskan bahwa zaman akhir banyak orang dzalim yang diikuti banyak orang
dan yang ikut terombang ambing seperti buih di lautan.
Besok bakale digawe kroyokan umat yang dzalim. Untuk banyu segoro kena angin mudah
ke selatan utara. "Orang itu dzalim karena takut dengan kematian dan takut
kefakiran, maka kita harus ikut dawuh Mbah Asnawi" tegasnya.
No comments:
Post a Comment