Suatu ketika Mustasyar PBNU, KH Sya’roni Ahmadi didatangi
bule asal Inggris. Bule itu meminta bimbingan agar dirinya bisa menjadi muallaf.
Kala itu Mbah Sya’roni, panggilan akrab KH Sya’roni Ahmadi, tidak langsung
mengajarinya bersyahadat.
Tetapi ia justru melontarkan pertanyaan tentang maksud
kedatangannya dari Inggris ke Indonesia.
Oleh warga berpaspor itu pun dijawab ingin
membuktikan kabar koran di Inggris yang menyebut orang Islam Indonesia keras
dan kasar. KH Sya’roni Ahmadi menceritakan hal ini dalam pengajian tafsir di
Masjid Al-Aqsa, Menara Kudus, Ahad (04/06/17).
“Saya tanya, kenapa dari Inggris ke Indonesia
kalau hanya ingin masuk Islam. Ternyata orang Iggris ingin membuktikan berita
dalam surat kabar Inggris tapi justru melihat yang sebaliknya,” tutur Mbah
Sya’roni dalam bahasa Jawa sebagaimana dilansir NU Online.
Setelah itu, sang bule pun diajari membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan tafsirnya. Ia juga sempat diberi kesempatan untuk membaca sendiri tafsir Al-Qur’an berbahasa Inggris milik Mbah Sya’roni. Barulah kemudian warga asal Inggris itu mantap menjadi mualaf dengan bimbingan ulama besar asal Kudus itu.
“Sudah seperti itu, kemudian saya bimbing untuk bersyahadat,” Mbah Sya’roni menceritakan.
Tidak hanya itu, lanjut Mbah Sya’roni, sebelum berpamitan orang Inggris itu meminta nasihat sebagai dasar ia beragama Islam. Kemudian diberikanlah tiga pesan khusus. Pertama, Mbah Sya’roni berpesan agar ia menguatkan iman.
“Pesan saya kuatkan imanmu. Pohon jati yang besar tidak akan roboh hanya karena satu tiupan angin,” ucap Mbah Sya’roni dalam bahasa Inggris.
Kedua, Mbah Sya’roni berpesan bahwa tidak semua teman yang terlihat baik akan baik baginya. “Maka berhati-hatilah!”
Ketiga, pesan Mbah Sya’roni, perbuatan baik adalah semua hal yang akhirnya menjadi baik. Tiga pesan tersebut diucapkan Mbah Sya’roni dalam bahasa Inggris secara fasih dan dimengerti oleh mualaf asal inggris itu. Merasa ketagihan bule itu meminta lagi dan akhirnya dijawab cukup oleh Mbah Sya’roni.
“Setelah itu ia masih minta terus dan saya jawab, ‘Stop!’” cerita Mbah Sya’roni yang diikuti tawa jamaah.
Akhirnya Mbah Sya’roni memberi kenang-kenangan berupa alat ibadah kepada mualaf asal Inggris itu di akhir pertemuan. (mf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar