Pada 20 Juni mendatang, para mahasiswa Universitas
Muria Kudus (UMK) akan mengikuti pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) yang akan menahkodai roda pemerintahan mahasiswa selama setahun ke depan.
Ada yang menarik dari proses pemilihan ketua BEM
UMK itu, yakni karena akan menggunakan sistem e-voting. Jika pada pemilihan
ketua BEM ini menggunakan e-voting, ini artinya untuk kali kedua sistem
itu telah diterapkan di UMK.
Muhammad Arifin S.Kom M.Kom mengatakan kelebihan
sistem e-voting, yaitu tidak bisa dimanipulasi, karena satu Nomor Induk
Mahasiswa (NIM) hanya bisa dipergunakan untuk menyalurkan satu suara.
Pakar teknologi informasi UMK itu menambahkan,
dengan menggunakan sistem e-voting, saat melakukan pemilihan, pemilik suara
(mahasiswa) tinggal meng-klik pasangan calon yang akan dipilih, kemudian
memasukkan pasword yang diberikan petugas.
‘’Sebagaimana Pemilu pada umumnya di Indonesia,
setelah menyalurkan suaranya dalam Pemira, mahasiswa harus menyelupkan jari ke
tinta, sebagai bukti (tanda) sudah menyalurkan suara dalam Pemira,’’ papar
Arifin.
Arifin yang menangani teknologi informasi (IT)-nya
dalam sistem e-voting Pemira UMK ini, menambahkan, kelebihan lain dari sistem
ini, tim IT sendiri tidak bisa melacak atau melakukan penelusuran, siapa saja
yang telah memilih (menyalurkan suara).
‘’Bahkan hasil sementara pemilihan pun tidak akan
bisa diketahui, sebelum waktu pemungutan suara berakhir,’’ tuturnya. ‘’Agar
Pemira berjalan maksimal, kesiapan tim IT KPUM menjadi penting. Untuk itu, tim
IT akan diberikan pembekalan atau pelatihan terlebih dahulu,’’ lanjut Arifin.
Ika Larasati dari Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa
(KPUM) didampingi Syarif Haidar Budairi, mengatakan, dalam penyelenggaraan
Pemira kali ini, UMK kembali mendapatkan support dari Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Kabupaten Kudus seperti tahun sebelumnya.
‘’Salah satu bentuk dukungan KPU Kabupaten Kudus,
yaitu dengan meminjamkan bilik suara untuk pemungutan suara dalam Pemira,’’
katanya. (rsd)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar