TKW Malaysia 2 Tahun Tak Pulang, Keluarga Menunggu Kepulangannya - Soeara Moeria

Breaking

Jumat, 31 Juli 2015

TKW Malaysia 2 Tahun Tak Pulang, Keluarga Menunggu Kepulangannya


Demak, soearamoeria.com
Hari–hari ini pasangan Tamsir dan Aslihah warga desa Kedungmutih RT.02 RW.02 kecamatan Wedung kabupaten Demak kalut pikirannya. Anaknya Wahatik (20) yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malasyia selama 2 tahun menderita karena ulah nakal agensi. Meski kontrakannya telah habis selama dua tahun gaji tak pernah dikirimkan dan kabar pun tidak ada.

“Selama 2 tahun ini hanya kirim surat tiga kali, tidak pernah kirim kabar lewat HP. Yang menyedihkan surat terakhir mengatakan ia kena masalah karena Paspornya disita agensi. Sehingga majikannya tidak bisa memulangkan dia,“ kata Aslihah (55) dengan mata berkaca-kaca.

Aslihah yang didampingi suaminya Tamsir mengatakan dulunya Wahatik pernah bekerja sebagai TKW di Abu Dhabi. Ketika itu lancar-lancar saja baik kabar maupun kiriman gaji. Usai bekerja di Abu Dhabi ia ingin mencoba kerja lagi ke luar negeri yang tidak begitu jauh. Malasyia menjadi tujuan untuk mengadu nasib kembali.

Awalnya Aslihah tidak mengizinkan anaknya kerja di Malaysia karena ia mendengar Malayaia tidak aman untuk TKW. Namun Wahatik tetap bersikeras untuk bekerja ke Malasyia ini semua demi ekonomi keluarga. Akhirnya ia pun mengizinkan anak ke 7 dari 10 anaknya kerja di Malasyia.

“Tiga bulan pertama ia kirim surat, 6 bulan ia kirim surat lagi  dan terakhir 1 tahun yang lalu kirim surat yang isinya menyedihkan karena ia ditipu agensinya, gaji tidak diberikan dan paspornya disita,“ tambah Aslihah.

Dalam surat terakhirnya itu Wahatik meminta pertolongan kepada keluarganya agar bisa memulangkan dirinya dari Malaysia. “Piye Mak anakmu njaluk mulih tapi ora iso. Piye carane anakmu gen iso Mulih?” tulis Wahatik di surat yang dikirimkan kepada orang tuanya.

Dalam surat itu Wahatik juga meminta tolong kepada keluarganya untuk menghubungi PT yang memberangkatkan dia agar ia bisa pulang. Ia menghubungi nomor HP agensi di Malaysia juga tidak diangkat. Sehingga ia di Malaysia kerja tidak bersemangat. Padahal Majikannya baik namun ia tidak bisa menolong apa-apa karena paspor Wahatik disita oleh agen.

Kangge keluargaku aku njaluk maaf sing akeh, nak aku wis nyusahake panjenengan sekeluarga. Matur nuwun sing akeh nak penjenengan saged nulung kulo. Sing tak jaluk siji aku Wahatik pengin mulih, aku njaluk mulih tulung usahaake anakmu iso mulih,“ itulah penggalan surat Wahatik yang membuat Aslihah  menangis setiap hari jika teringat anaknya.

Aslihah dan Tamsir selaku orang tua Wahatik berharap anaknya yang sedang mendapatkan musibah di Malasyia mendapatkan pertolongan agar bisa pulang ke Demak. Sebagai buruh yang penghasilannya tidak seberapa ia tidak bisa mengurus masalah anaknya itu. Selain itu ia juga tidak tahu harus ke mana mengadukan hal ini.

Tamsir  hanya berdoa agar ada anaknya bisa segera pulang kembali. Ia juga berharap PT yang memberangkatkan anaknya bertanggung jawab dalam masalah ini. Terakhir anaknya berkirim surat dengan alamat 71 Kampung Melayu, Padang Besar, Perlis 02100 Malaysia.

“Dulu kerja di Abu Dabi tidak seperti ini, setiap waktu surat lancar dan kiriman gaji juga dikirim. Saya dulu mencegah ia ke Malasyia karena di sana gawat. Ia memaksa ingin membantu keluarga. Ya jadinya begini kabar berita tidak ada, gaji belum di bayar pulang pun sulit,“ keluh Tamsir. 

Penulis: Fatkhul Muin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar