Pemuatan Cerita Pendek Ganda di Media - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 29 Juli 2015

Pemuatan Cerita Pendek Ganda di Media



Pemuatan Cerpen Ganda-Sudah baca cerpen “Lelaki Ketujuh” yang dimuat Kompas, Minggu 26 Juli 2015? Cerpen “Lelaki Ketujuh” karya Fandrik Ahmad  tersebut ternyata sudah pernah dimuat di tabloid Nova edisi Lebaran 6 Juli 2015.

Untuk yang sudah  membaca cerpen tersebut mungkin  berpikir mengapa satu cerpen yang sama bisa dimuat di media berbeda? Apakah sebuah cerpen  boleh dimuat di media berbeda?

Pada saat ini memang belum ada regulasi (aturan) yang mensyaratkan jika sebuah karya sastra (cerpen) tidak boleh dimuat di media secara ulang. Padahal hampir setiap media mencantumkan tata cara pengiriman naskah, salah satunya adalah  naskah cerpen belum pernah dimuat atau dipublikasikan.

Tentu banyak faktor mengapa sebuah cerpen bisa dimuat ganda. Faktor ketidaktahuan redaktur jika cerpen tersebut pernah/ sudah dimuat media lain. Faktor penulis yang tidak sabar menunggu tulisan  dimuat.

Jujur profesi penulis seolah  harus   berperan sebagai canayang. Menebak, mengirim, menunggu. Ya, kesabaran, ketabahan adalah modal utama seorang penulis, selain etika.

Mencermati cerpen “Lelaki Ketujuh” yang dimuat ganda ini bukan hal yang pertama untuk  penulisnya. Jauh tempo tahun cerpen Fandrik Ahmad berjudul "Shalat" pernah dimuat di Nova, Republika dan Sumut Pos. Cerpen "Segara” dimuat di Nova kemudian  tayang lagi di Minggu Pagi. Cerpen “Surat dari Jules  Costrad” dimuat di Horison pun kemudian dimuat di Padang Ekspres.

Tahun 2014 cerpennya "Solilukui Kemboja" juga menghebohkan. Cerpen 'Solilukui Kemboja' dimuat di Nova dan Republika pada saat bersamaan (30 November 2014). Sepekan sebelumnya dimuat di Kedaulatan Rakyat (23 November 2014). Tahun 2015 cerpen "Solilukui Kemboja" juga dimuat di Tribun Jabar. Memecahkan rekor, satu cerpen dimuat di 4 media.

Cerpen yang bagus, menarik, mumpuni adalah cerpen yang memesona redaktur media (koran, majalah, tabloid) untuk memuatnya. Tentu lebih dibutuhkan  etika yang  memesona. Bagaimana menurut Anda wahai pembaca?

__Kartika Catur Pelita, Ketua Akademi Menulis Jepara (AMJ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar