Darmaningtyas: Pendidikan Harus Berakar pada Budaya - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 25 Februari 2015

Darmaningtyas: Pendidikan Harus Berakar pada Budaya

Foto: JPNN.com
Kudus, soearamoeria.com
Pendidikan di Indonesia harus berakar pada budaya. Hal ini sejalan dengan cita-cita Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan berakar budaya misalnya agama yang tujuannya untuk keselamatan dan kebahagiaan masyarakat. Keselamatan merupakan doa yang menjadi cerminan sebuah agama.

Hal itu dikemukakan Darmaningtyas, pakar pendidikan dalam Seminar Nasional “Melestarikan Nilai-nilai Budaya dalam Pendidikan” yang diadakan BEM FKIP Universitas Muria Kudus (UMK) berlangsung di audit UMK, Selasa (24/2).

Pendidikan berbasis budaya telah dicontohkan Negara India yang kualitas pendidikannya. Hampir 30% dokter di Amerika dan pegawai Microsoft merupakan lulusan dari negeri Barata.

Begitu pula dengan Jepang meski pada abad 16-17 negara ini dijajah Eropa, namun mereka memanfaatkan ilmu yang dibawa Eropa. Karena itu, pendidikan disana bisa kuat lantaran mengukuhkan nilai-nilai budaya.

Melihat kondisi itu, lelaki kelahiran Gunung Kidul Yogyakarta itu prihatin dengan kondisi pendidikan negara Indonesia. Indonesia sebut dia merupakan negara yang kaya akan SDM namun kualitas pendidikannya lemah sehingga Indonesia menjadi bangsa yang minder.

“Kita ini bangsa yang dijajah Eropa dan Timur Tengah. Kita terlalu arabisasi dan kebarat-baratan tetapi kultur kita masih sangat lemah,” tegas Direktur Institut Studi Transportasi (Instran).

Ia mengimbau pendidikan di Indonesia seharusnya menumbuhkan kesadaran kritis. Sebab kenyataannya, pendidikan Indonesia 60% soal adminstratif. Standarnya baku hanya mengajar dan mengoreksi.

Padahal di era Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswa-nya sekolah disebut Perguruan yang berarti tempat para guru. Gurunya disebut pangon. Selain transfer ilmu pengetahun guru dituntut untuk ngemong muridnya.

Sebab itu pendidikan harus menggabungkan ilmu dan budaya sehingga akan menumbuhkan tingkat produktivitas dalam berkarir.

India dan Jepang memang unggul dalam pendidikannya karena tetap mempertahankan budaya. Di Taiwan, juga, setiap tahun menyerap 17 juta wisatawan karena wisatanya menggabungkan eksotika alam dan budaya. Sedangkan Indonesia hanya mampu menyerap wisatawan separonya 8-9 juta per tahun meski wisatanya beraneka ragam. Sekali lagi jika pendidikan di Indonesia ingin unggul harus tetap nguri-nguri spirit budaya. (qim)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar