Foto: Google |
Magelang,
soearamoeria.com
Islam
yang ditebarkan Nahdlatul Ulama (NU) merupakan cerminan ajaran yang ramah. “Islam
Ramah” yang didengung-dengungkan Gus Dur itu akan “kalah” jika tidak didukung
juga dengan penguasaan media informasi. Apalagi saat ini “perang” informasi
sudah ditabuh.
Karena
itu sebagai pengikut NU harus ambil bagian. Menebar warna Islam ramah. Islam damai.
Islam ramah sebagaimana yang diajarkan Muhammad SAW.
Imbauan
itu diserukan KH. M. Yusuf Chudlori, pengasuh Asrama Perguruan Islam (API)
Tegalrejo Magelang dalam Silaturrahim IV Profesional Persaudaraan Muslim (PPM)
Aswaja yang berlangsung di Pesantren Entrepreneur (Partner) Tempuran Magelang,
Jum’at – Sabtu (20-21/2/15) lalu.
Gus
Yusuf meyakini ajaran Aswaja yang dibawa NU merupakan al-haq, kebenaran. Namun jika kebenaran itu tidak terorganisir
dengan baik menurut dia akan “kalah” dengan al-bathil
bin nidhom, kejahatan yang terorganisir.
“Perkara
yang salah bisa menjadi benar. Perkara yang benar juga akan menjadi sebuah
kesalahan,” terangnya.
Karena
itu, Ketua DPW PKB Jawa Tengah ini menyerukan akan pentingnya media. Apalagi dikatakannya
banyak aliran yang tidak selaras Aswaja maupun NU. Yakni aliran yang ingin
mengutak-atik dasar negara dan NKRI.
Dijelaskannya
memanfaatkan teknologi untuk kebaikan misalnya dengan memanfaatkan
dakwah-dakwah kiai kampung. Ia membenarkan para kiai di desa memang tidak butuh
dengan pencitraan.
Sebab
itu sebagai penggerak IT Aswaja, lanjutnya harus memanfaatkan dakwah kiai yang
menggunakan media kultur, bicara dari mimbar ke mimbar dengan mengangkatnya ke
permukaan. Caranya dengan menulis dan merekamnya kemudian dipublikasikan di
website, radio maupun televisi.
“Ini
menjadi PR kita untuk “menyadarkan” para kiai-kiai kita. Strateginya dengan pro
aktif. Dakwah-dakwah kiai harus kita udarakan,” imbaunya.
Dengan
mengangkat dakwah kiai ke permukaan sebutnya merupakan bentuk sinergitas
gerakan dakwah kiai dan penggerak IT Aswaja.
Teladan dan Empati
Sementara
itu, Hartanto, tokoh broadcast dari Magelang menambahkan tidak hanya penguatan
media dan radio online, media TV juga demikian. Saat ini tayangan televisi sudah
kadung ekstrim. Kondisi yang
menggelisahkan itu harus diimbangi dengan media TV yang memberikan teladan
sekaligus empati.
Salah
satunya menurut pemilik TV komunitas, Grabag TV itu dengan TV streaming. Pihaknya
Mei mendatang berencana mengundang SMK Broadcasting dan Multimedia se-Indonesia
untuk belajar tentang TV berbasis internet.
Dengan
mengusung program teladan dan empati bagi dia merupakan sebuah kekuatan. Sebab audio
visual ekstrim harus dilawan dengan audio yang memberikan teladan dan empati.
Kegiatan
yang berlangsung dua hari itu juga diisi dengan pelatihan web dan video
streaming yang diikuti pelajar Magelang. Dalam kesempatan itu hadir Hari
Usmayadi Ketua PPM Aswaja, Agus Zainal Arifin akademi ITS dan Syafi Alailha
Pemred NU Online. (Syaiful Mustaqim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar