Bioetika dan Pemanfaatan Hewan sebagai Bahan Uji Coba Penelitian - Soeara Moeria

Breaking

Senin, 23 Mei 2022

Bioetika dan Pemanfaatan Hewan sebagai Bahan Uji Coba Penelitian

 

Hewan untuk uji penelitian. (litbang.kemendagri.go.id)
Oleh : Muhammad Febri Akbar, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta 


Halo semuanya sudah tahu kan kalau di kehidupan ini sebuah penelitian sudah menjadi hal yang lumrah karena perkembangan yang sangat pesat dalam setiap bidang, seperti penelitian dalam bidang kesehatan, ilmiah, dan lain sebagainya. Mungkin di antara kalian belum tahu apa itu penelitian dan apa manfaat dari penelitian tersebut. Penelitian adalah adalah usaha memperoleh fakta atau prinsip dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi yang dilaksanakan dengan jelas, teliti, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan, penelitian juga memiliki beberapa manfaat seperti berikut yaitu kemampuan memecahkan masalah meningkat, kemampuan berpikir secara logis dan sistematis meningkat, keahlian di bidang keilmuan meningkat, melatih rasa tanggung jawab, dan belajar untuk mempertahankan pendapat. 


Dalam penelitian diperlukan sebuah bahan untuk melakukan penelitian berupa beberapa hewan seperti ikan, tikus, burung, reptil, dan binatang lainnya. Hewan-hewan ini sangat umum digunakan sebagai hewan percobaan, penggunaan hewan dalam uji coba ini salah satu tujuannya adalah menghindari hal-hal yang tidak diinginkan apabila dilakukan uji kepada manusia seperti, toksisitas yaitu tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadap suatu organisme, dan juga menghindari keracunan obat uji.


Penggunaan hewan dalam uji coba penelitian ini sesuai dengan Deklarasi Helsinki: ’Ethical Principles for Medical Research Involving Human Subjects’ butir 11 dan 12 (World Medical Association) yang berbunyi, Butir 11; Penelitian kesehatan yang mengikut sertakan manusia sebagai subyek penelitian harus memenuhi prinsip ilmiah (scientifically sound), berdasarkan kepustakaan ilmiah, percobaan dilaboratorium; dan dilakukan percobaan pada hewan (biladiperlukan). 


Butir 12; Keberhati-hatian (caution) yang wajar harus diterapkan pada penelitian yang dapat mempengaruhi lingkungan maupun kesejahteraan hewan yang digunakan dalam penelitian, dan harus dihormati (Respect). Pengunaan hewan dalam penelitian juga sesuai dengan beberapa prinsip bioetika yaitu benefit and harm karena dalam menerapkan dan memajukan pengetahuan ilmiah, praktik medis dan terkait teknologi, manfaat langsung dan tidak langsung bagi pasien, peserta penelitian dan individu lain yang terkena dampak harus dimaksimalkan dan segala kemungkinan bahaya untuk individu tersebut harus diminimalkan, Protecting future generations karena dampak untuk ilmu pengetahuan pada generasi mendatang, Protection of the environment, the biosphere and biodiversity karena perhatian harus diberikan pada interkoneksi antara manusia dan bentuk kehidupan lainnya, terhadap pentingnya akses dan pemanfaatan yang tepat sumber daya hayati dan genetik, untuk menghormati pengetahuan tradisional dan terhadap peran manusia dalam perlindungan lingkungan, biosfer dan keanekaragaman hayati. 


Mengapa harus hewan tidak langsung manusia? Karena Peralihan antara penelitian in vitro di lab in vivo pada manusia, meneliti/mempelajari proses biologis yang terjadi pada manusia, penelitian in vivo pada manusia baru boleh dilakukan setelah terbukti keamanannya ketika dilakukan pada hewan, studi eksperimental pada hewan merupakancarayang penting untuk menunjukkan hubungan kausal, sebagai pengganti penelitian epidemiologic retrospektif dan prospektif pada populasi manusia. 


Tapi tahukah kalian jika dalam pemilihan hewan untuk penelitian itu memiliki etika dan aturan yang harus diketahui dan tidak sembarangan dalam memilih hewan yang akan dipergunakan dalam penelitian, yang harus berdasarkan kepada tiga prinsip dasar etik pelaksanaan penelitian menggunakan hewan percobaan yang pertama adalah tiga pilar prinsip etik penelitian yaitu: Respect for Animals: Peniliti yang menggunakan hewan coba dalam segala penelitian harus menghormati hewan tersebut. Beneficence: Hewan yang digunakan bermanfaat bagi manusia dan mahkluk lain. Justice: Bersikap adil dalam menfaatkan hewan percobaan seperti, hewan hanya digunakan sekali dalam penelitian, memakai euthanasia yang rasa sakit yang minimal pada hewan. 


Prinsip yang kedua adalah 3R+1R yaitu: Replacement yaitu mengganti subyek dengan yang lebih efektif untuk mempertajam penelitian, sebaiknya sesuaikan dengan literatur atau penelitian yang terdahulu supaya efektif.


Kedua, Reduction. Penggunaan hewan dengan jumlah yang seminimal mungkin tetapi memberikan hasul penelitian yang bermanfaat. Ketiga, Refinement, Pengunaan hewan dalam penelitian dengan metode yang paling manusiawi dengan meminimalkan atau menghilangkan gangguan bagi subyek yang digunakan. Keempat, Responbility: Sebagai peneliti harus bertanggungjawab terhadap apapun yang terjadi pada subjek hewan yang digunakan dalam penelitian.


Prinsip yang terakhir adalah 5 prinsip Animal Welfare: Pertama, Freedom from hunger and thirst. Hal ini dilakukan dengan cara menyediakan kemudahan akses makan dan minum yag dalam keadaan cukup dalam memenuhi nutrisi hewan, jika penyediaan makan dan minum tidak dapat dipenuhi maka nantinya akan timbulnya penyakit yang menyebabkan hewan tidak bisa digunakan.


Kedua, Freedom from discomfort. Hal ini dilakukan dengan penyiapan kadang dan pla pemeliharaan yang sesuai dengan SOP, apabila tidak terpenuhi akan menyebabkan penderitaan dan rasa sakit yang berdampak pada fisik dan psikologis hewan.


Ketiga, Freedom from pain, injury and disease. Hal ini dilakukan dengan upaya yang diterapkan dengan pencegahan penyakit, penanganan yang cepat dan tepat, apapbila ini tidak terpenuhi akan memicu penyakit yang menyebakan kematian pada hewan dan ancaman transmisi penyakit antar hewan maupun manusia.


Keempat, Freedom to express normal behavior. Hal ini dilakukan dengan penyediaan ruang dan fasiitas yang cukup untuk pemeliharaan subyek, penataan subyek berdasarkan fisiologis, fisik dan reproduksi. Dan, kelima, Freedom from fear and distress. Hal ini dilakukan dengan memberikan perlakuan yang dapat mencegah rasa takut dan pederitaan pada hewan subyek.


Kesimpulannya adalah pengunaan hewan dalam penelitian itu diperbolehkan dalam penelitian tetapi harus diingat hewan juga makhluk hidup di dunia ini, maka dari itu kita harus memperlakukan hewan sesuai dengan etika dan aturan yang telah ada untuk menghormarti hewan yang sesama makhluk hidup. (*)

Referensi:

Ardana, Ida Bagus K. 2016. Etika Menggunakan Hewan Percobaan Dalam Penelitian Kesehatan. Komisi Etik Penelitian Kesehatan FK Unud.

Sardjono, Teguh Wahju. 2019. Etika Penelitian Menggunakan Hewan Coba, BBT dan Rekam Medik. Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakutas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar