Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH
Said Aqil Siradj mengutip ayat yang biasa kanjeng Nabi Muhammad SAW sampaikan
kepada umat saat khutbah Jumat. Potongan ayat tersebut berbunyi wala udwana
illa alad dhalimin.
“Tidak boleh ada permusuhan kecuali kepada orang-orang
yang dhalim,” terang Kiai Said pada Orasi Kebangsaan dalam rangka Harlah NU
ke-94 yang diadakan PCNU Jepara di alun-alun 2 Jepara, Ahad (16/04) kemarin.
Kepada ribuan peserta Sepeda dan Jalan Sehat itu ia menyebut
yang termasuk kategori dhalim ialah bandar narkoba, bandar judi, koruptor dan
teroris.
Dalam kegiatan yang memperebutkan hadiah utama mobil
Grand Max kiai kelahiran Cirebon 1953 itu mengingatkan kepada nahdliyyin untuk
tidak menyebut orang Kristen, china dan londo itu musuh. Walaupun beda
Suku Agama dan Ras (SARA) tegas Kiai Said bukanlah musuh kecuali jika mereka
dhalim.
Pernyataan kiai berusia 63 tahun itu bukan tanpa
alasan. Dulu, terang dia penduduk Madinah terdiri dari 3 kelompok muslim
pendatang, pribumi dan non muslim. Ketiga golongan itu sama-sama harus
dilayani. Sehingga meskipun beda warna kulit, beda budaya, beda agama tidak
boleh dihina.
Islam Ramah
Dengan menebar islam yang ramah ke berbagai Negara
Kiai Said pernah mengislamkan 12 orang Jepang untuk masuk Islam. Alhasil
kata suami Hj. Nur Hayati Abdul Qodir itu Islam dan Ihsan saling terkait.
Dengan wajah yang harmonis dan damai dirinya meyakini akan mendapat kehormatan
dari bangsa yang lain.
Amanah wathaniyah KH Hasyim Asyari yang
digelorakan 1914 hubbul wathan minal iman tandasnya tidak pernah
digelorakan oleh ulama-ulama timur tengah.
Sehingga Kiai yang 13 tahun belajar di Mekkah menyebut
Afganistan, Irak dan Suriah bergejolak urainya lantaran di sana tidak ada
semangat cinta tanah air adalah sebagian dari iman.
Islam dan nasionalisme tandas Kiai Said menjadi satu
kesatuan. “Islam saja orang menjadi galak. Nasionalisme saja orang jadi
abangan,” terangnya.
Dalam kegiatan yang juga dimeriahkan grup balasyik dari
Jember Jatim itu Kiai Said memantapkan nahdliyyin untuk istiqamah mengikuti
Nahdlatul Ulama. Dengan ber-NU paparnya akan semangat beragama dan berbangsa. (sm)
No comments:
Post a Comment