Pengukir Cilik - Soeara Moeria

Breaking

Senin, 18 Mei 2015

Pengukir Cilik

Ilustrasi: Google 

Oleh: Muhammad Alkar

Catur pindah sekolah. Ayahnya, tentara dan ditugaskan di kota Ukir, Jepara. Catur bersekolah di  SD Negeri  Tahunan, sentra ukiran.

Catur mendapat teman-teman baru, Saiful, Adi, dan Ashari. Mereka baik,  rajin sekolah, dan  mengaji. Juga bekerja  sebagai  pengukir.

Sepulang sekolah Saiful mengajak Catur mampir  ke rumahnya. Ashari  dan Adi menemani. Di depan rumah ada meja dan peralatan mengukir, terdiri dari satu stel tatah (alat pahat) dan  ganden (semacam  palu besar terbuat dari kayu). Saiful mengambil komponen kursi yang hendak ditatahnya. Tatah  yang tajam dipukul ganden. Tatah menggores   kayu. Tatah seolah menari  mengikuti motif yang digambar di atas kayu. Tak lama  sebentuk kayu  telah berhasil diukir.

"Bagus banget ukirannya,"  komentar Catur. ”Aku ingin bisa mengukir!”

* * *

Catur belajar mengukir. Dok-dok-dok prok. Tatah dipukul ganden, mengukir kayu.  Karena kurang hati-hati ganden meleset dan mengenai tangannya. Catur meringis  kesakitan. Saiful yang membimbingnya  tersenyum dan menasihati. “Hati-hati bro.”

Catur tak jera. Ia belajar menggunakan tatah dan ganden. Teryata  enggak  semudah yang dilihat. Minggu pagi ini Catur sedang menatah motif daun, ketika tatah yang dipukulnya meleset.“Aduh” Catur meringis, kesakitan. Jemari yang terserempet tatah, terluka dan mengucurkan darah. Saiful buru-buru   mengobati dan memperbannya. “Hati-hati bro, untung lukanya tak dalam, jadi gak perlu ke rumah sakit nih.”

Catur mengangguk,  meringis menahan perih.  Beberapa hari ia  tak bisa belajar mengukir.  

* * *

Pemkab  Jepara dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional  mengadakan lomba mengukir tingkat SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA,  dan umum.

Catur dan kawan-kawan  pun ikutan. Seminggu kemudian, saat   upacara  bendera hari Senin, Kepala Sekolah mengabarkan   pengumuman penting.

“Anak-anakku tercinta  ada kabar gembira. Bahwa wakil dari sekolah ini   yang mengikuti lomba mengukir mendapatkan juara. Bapak bangga karena  kalian mau  melestarikan tradisi  ukir ciri khas kota Jepara. Bapak akan memberi piagam  dan uang pembinaan,  selain hadiah dari panitia lomba. Catur Muhammad, siswa kelas  V  A  mendapat juara  harapan 1 lomba  mengukir tingkat  SD. Ayo maju ke depan!”

Semuanya bangga atas prestasi yang  diraihnya. Sejak saat itu Catur mendapat julukan baru: Pengukir Cilik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar