Bawaslu Kudus Gelar Rakor Kehumasan - Soeara Moeria

Breaking

Kamis, 04 April 2024

Bawaslu Kudus Gelar Rakor Kehumasan

Rakor kehumasan Bawaslu Kudus.  


Kudus, soearamoeria.com – Bertempat di Aula Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Kudus, Kamis (4/4/2024) sore, digelar “Rapat Koordinasi (Rakor) Kehumasan dengan Panwascam dan Media”. 

Rakor kehumasan ini diikuti oleh perwakilan dari sembilan Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) di Kudus dan media massa.


Acara dibuka oleh koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Kabupaten Kudus, Naily Faila Saufa SE mewakili ketua Bawaslu, Moh Wahibul Minan SPdI MH.

Hadir sebagai narasumber pada Rakor tersebut adalah Rosidi, pegiat literasi di Kabupaten Kudus yang pernah menjabat sebagai Humas salah satu perguruan tinggi swasta, dan juga pernah aktif sebagai wartawan. 


Menurut Naily Faila Saufa, sedianya Rakor kehumasan tersebut sudah lama digagas, namun lantaran sibuk dengan agenda Pemilu, maka diundur. 


“Akhirnya, baru kali ini bisa terlaksana. Dan waktunya kami bikin sore, karena ini momentumnya Ramadan, jadi sekalian ada buka puasa,” katanya. 


Rosidi, pada kesempatan itu mengapresiasi beberapa terobosan yang dilakukan Bawaslu Kabupaten Kudus dan jajarannya, dalam rangka memberikan pendidikan politik dan demokrasi kepada masyarakat dan pemilih pemula.


Di antara terobosan program yang menurutnya menarik adalah, pembentukan embrio desa antipolitik uang di beberapa desa di Kudus. 


“Berdasarkan informasi, setidaknya sudah ada empat desa yang jadi embrio desa antipolitik uang, yaitu Desa Piji dan Desa Lau (Kecamatan Dawe), Desa Menawan (Kecamatan Gebog) dan Desa Jekulo (Kecamatan Jekulo),” ujarnya.


Hal lain yang menurut Rosidi menarik dalam konteks memberikan pendidikan politik kepada publik (Masyarakat) secara luas, yaitu program “Bawaslu Goes to School” dan “Bawaslu Goes to Campus”. 


“Barangkali, bagi sebagian kalangan, pembentukan embrio desa antipolitik uang dan sosialisasi kepemiluan kepada generasi muda (pemilih pemula) ini hal biasa. Namun jika mau menganalisasi lebih mendalam, ini ada program yang cukup menarik,” tambahnya.


Dikatakannya, pembentukan desa antipolitik uang dan sosialisasi kepemiluan bagi pemilih pemula, ini bisa menjadi program sosialisasi kepemiluan berkelanjutan, yang cukup penting untuk penanaman pemahaman demokrasi yang baik. 


“Dengan itu, diharapkan masyarakat luas memiliki pemahaman yang baik tentang politik dan demokrasi, sehingga ke depan kehidupan demokrasi di Indonesia bisa menjadi lebih baik dan bermartabat,” katanya. (ip) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar