Ahmad, mengerjakan "bubutan" milik bosnya. (Foto: SoearaMoeria.Com) |
Jepara, SoearaMoeria.Com
Usaha bubut kini makin bersaing antara pembubut satu dengan yang lain. Dengan selisih Rp.500 pelanggan bubut bisa langsung kabur dan pindah ke pembubut lain.
Persaingan itu dialami Ahmad (28) pembubut yang mulai menekuni usahanya sejak 2005 silam. Menurut lelaki yang tinggal di desa Tahunan kecamatan Tahunan kabupaten Jepara dulu sewaktu ia mengawali usahanya di dukuh tempat ia tinggal hanya ada 3 pembubut. Kini makin bertambah menjadi 10an pembubut.
Makin bertambahnya tukang bubut dikarenakan peluang
permebelan khususnya alma ri, kursi
dan tempat tidur makin eksis. Sehingga di dukuh tempat ia tinggal para
perantauan yang menggantungkan nasib menjadi tukang bubut. Disamping itu, para
pendatang baru berani jemput bola sehingga garapannya semakin meningkat.
Ia mengaku garapan yang ia terima semakin berkurang. Dulu
dirinya mempunyai pelanggan sekitar 6 kini tinggal 2 oran g.
Meski demikian, sejak menekuni sampai sekarang garapan yang ia terima tidak
pernah sepi. Apalagi ongkos dari hasil keringatnya itu untuk membiayai
kuliahnya sampai lulus.
Ahmad menceritakan awal mula ia menekuni usahanya. Waktu itu
selepas lulus SMA, 3 bulan berjalan ia memulainya. Bubutan itu adalah terusan
dari kakak kan dungnya. Saat ia
belajar masih agak takut karena mesin yang digunakan sesudah itu sudah
terbiasa.
Saat ia kuliah, Ahmad mengerjakan garapan pada akhir pekan,
Jum’at-Minggu. “Saya sering tidak ikut kegiatan-kegiatan kampus pada akhir
pekan,” jelasnya.
Selama 4,5 tahun usa ha
dijalaninya dengan sungguh-sungguh. Mulai 2009 selepas ia lulus kuliah pengerjaan
garapan dilaksanakan saben hari, sampai sekarang. Dalam sebulan ia
memperoleh garapan 2-3 kol. Untuk pelanggan yang satunya hanya memperoleh
beberapa saja.
Ongkos garapan per-stel tidak sama tergantung model, ukuran,
besar dan panjangnya antara Rp.3.000-5.000 dan 5.000-50.000/ per-stel. Duit
bisa diberikan saat pengerjaan selesai bisa juga ngutang, saat si bos
sudah ada ongkosnya baru disampaikan.
Duit yang diperoleh selain untuk keperluan sehari-hari
lanjutnya juga untuk servis gaman, andang dan dinamo. “Untuk servis gaman dilakukan
6 bulan sekali. Sedangkan dinamo kalo mengalami kerusakan beli lagi sebesar
Rp.150.000. Jika andang rusak bisa diperbaiki sendiri,” paparnya. (sm)