Agustusan Momentum Melestarikan Permainan Tradisional - Soeara Moeria

Breaking

Selasa, 21 Agustus 2018

Agustusan Momentum Melestarikan Permainan Tradisional

Anak-anak desa Margoyoso bermain dakon. (Foto: Wikha Setiawan)

Jepara, SoearaMoeria.Com
Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di Kabupaten Jepara menjadi momen pelestarian permainan tradisional anak. Kegiatan yang melibatkan anak-anak ini mendapat respon antusias yang cukup tinggi.

Di sebuah gang di Desa Margoyoso Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara keceriaan anak-anak seusia SD mengikuti serangkaian lomba permainan tradisional anak. Seperti dakon, lompat tali karet, cublak-cublak suweng, singkongan, ingklik (sunda manda), bentik, ular naga, rambatan, kelereng dan pasaran.

Kegiatan bertema "Permainan Tradisional Milik Kita" ini digagas Pemuda Margoyoso Bersatu berlangsung selama tiga hari sejak Jumat-Minggu (17-19/8/2019).

Ketua Panitia, Adi Waluyo menuturkan bahwa kegiatan lomba permainan tradisional anak sebagai pemuncak perayaan HUT RI 2018. Hari sebelumnya sudah digelar lomba hiburan dan pameran lukisan.

"Kami menilai Agustusan dapat menjadi momen pelestarian permainan tradisional. Karena apa, anak-anak sekarang bahkan tidak kenal dengan permainan yang sudah menjadi milik kita selama ini," ujarnya, Minggu (19/8/2018).

Menurutnya, permainan tradisional anak memgandung unsur edukasi. Baik membutuhkan kebersamaan, juga mengolah daya kreatif anak.

"Sudah saatnya anak-anak kembali ceria dengan permainan yang bisa mengolah kreatif dan kebersamaan," paparnya.

Tak kalah kreatif dilakukan oleh Rumah Belajar Ilalang (RBI) yang mengajak anak-anak di Karimunjawa. Mulai membuat sampai menerbangkan layang-layang.

Selain itu, menariknya anak seusia TK/ Paud dan SD juga diajari membuat samplung, alat musik tiup dari bahan baku buah nyamplung.

Muhammad Hasan, penggagas Rumah Belajar Ilalang (RBI) menyampaikan bahwa samplung merupakan alat musik hasil inovasi dari seniman di Karimunjawa.

"Nyamplung ini tumbuhan endemik di Karimunjawa. Maka, menarik untuk dikembangkan dan dikenalkan pada anak-anak. Agustusan tepat dijadikan momen seperti ini," tutur dia.

Harapannya samplung bisa menjadi salah satu cara untuk memanfaatkan potensi Karimunjawa yang belum maksimal. Selain menjadi alat musik, semoga Samplung juga bisa menjadi salah satu produk kerajinan khas Karimunjawa.

“Beberapa  karya dari lokakarya ini akan kami bawa untuk dipamerkan  saat ArtKids pada tanggal 14-16 September 2018 nanti. Jadi selain memberikan edukasi, kami juga memberi ruang apresiasi pada karya seni anak.” tandasnya. (ws)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar