![]() |
Anak-anak desa Margoyoso bermain dakon. (Foto: Wikha Setiawan) |
Jepara, SoearaMoeria.Com
Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di
Kabupaten Jepara menjadi momen pelestarian permainan tradisional anak. Kegiatan
yang melibatkan anak-anak ini mendapat respon antusias yang cukup tinggi.
Di sebuah gang di Desa Margoyoso Kecamatan
Kalinyamatan Kabupaten Jepara keceriaan anak-anak seusia SD mengikuti
serangkaian lomba permainan tradisional anak. Seperti dakon, lompat tali karet,
cublak-cublak suweng, singkongan, ingklik (sunda manda), bentik, ular naga,
rambatan, kelereng dan pasaran.
Kegiatan bertema "Permainan
Tradisional Milik Kita" ini digagas Pemuda Margoyoso Bersatu
berlangsung selama tiga hari sejak Jumat-Minggu (17-19/8/2019).
Ketua Panitia, Adi Waluyo menuturkan bahwa
kegiatan lomba permainan tradisional anak sebagai pemuncak perayaan HUT RI 2018.
Hari sebelumnya sudah digelar lomba hiburan dan pameran lukisan.
"Kami menilai Agustusan dapat menjadi
momen pelestarian permainan tradisional. Karena apa, anak-anak sekarang bahkan
tidak kenal dengan permainan yang sudah menjadi milik kita selama ini,"
ujarnya, Minggu (19/8/2018).
Menurutnya, permainan tradisional anak
memgandung unsur edukasi. Baik membutuhkan kebersamaan, juga mengolah daya
kreatif anak.
"Sudah saatnya anak-anak kembali ceria
dengan permainan yang bisa mengolah kreatif dan kebersamaan," paparnya.
Tak kalah kreatif dilakukan oleh Rumah
Belajar Ilalang (RBI) yang mengajak anak-anak di Karimunjawa. Mulai membuat
sampai menerbangkan layang-layang.
Selain itu, menariknya anak seusia TK/ Paud
dan SD juga diajari membuat samplung, alat musik tiup dari bahan baku buah
nyamplung.
Muhammad Hasan, penggagas Rumah Belajar
Ilalang (RBI) menyampaikan bahwa samplung merupakan alat musik hasil inovasi
dari seniman di Karimunjawa.
"Nyamplung ini tumbuhan endemik di
Karimunjawa. Maka, menarik untuk dikembangkan dan dikenalkan pada anak-anak.
Agustusan tepat dijadikan momen seperti ini," tutur dia.
Harapannya samplung bisa menjadi salah satu
cara untuk memanfaatkan potensi Karimunjawa yang belum maksimal. Selain menjadi
alat musik, semoga Samplung juga bisa menjadi salah satu produk kerajinan khas
Karimunjawa.
“Beberapa
karya dari lokakarya ini akan kami bawa untuk dipamerkan saat ArtKids pada tanggal 14-16
September 2018 nanti. Jadi selain memberikan edukasi, kami juga memberi ruang
apresiasi pada karya seni anak.” tandasnya. (ws)