Santri Harus Jadi “Produsen” Bukan “Konsumen” - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 06 Januari 2016

Santri Harus Jadi “Produsen” Bukan “Konsumen”


Banyuwangi, soearamoeria.com-Sebagai santri saat ini harus segera berbuat khususnya meneruskan tradisi menulis yang dulu pernah digelorakan para kiai. Ulama sekaliber Imam Nawawi Al Bantani, Syekh Ihsan Jampes dan masih banyak yang lain merupakan sosok-sosok yang mempopulerkan dunia tulis-menulis.

“Kita harus tunjukkan kepada dunia kalau kita bisa apa saja,” pinta M. Faizi kiai muda asal Madura saat menyampaikan orasi budaya di pengujung kegiatan Liburan Sastra di Pesantren (LSdP) #13 yang berlangsung di pesantren Mukhtar Syafaat 1 Blokagung Tegalsari Banyuwangi, Ahad (03/01) lalu.

Menurut lelaki yang kerap disapa Ra Faizi ini sebagai santri harus mampu melawan pandangan masyarakat yang mengatakan santri sebagai kaum sarungan, terbelakang maupun kaum gudik.

Berkenaan dengan maraknya teknologi santri dituntut tidak asal pilih. Ia berpesan jangan asal membagi web-web yang tidak jelas sanadnya tanpa mengetahui lebih dalam isinya.

Paparan yang dia lontarkan kepada santri lantaran dirinya prihatin tradisi yang sudah mengakar ratusan tahun itu akan sirna. Sehingga penyair produktif ini mengapresiasi komunitas Matapena.

“Matapena merupakan wadah untuk menggairahkan tradisi literasi,” ungkap lelaki yang pernah turut serta dalam Jakarta-Berlin Arts Festival ini.

Meski musim gadget Ra Faizi mewanti-wanti agar santri tidak menjadi korban kejamnya teknologi itu. “Pengalaman santri, kisah ajaib, khas dan unik harus ditulis. Begitu juga dengan sikap toleransi jangan sampai tidak ditulis,” harap pemilik blog www.m-faizi.blogspot.co.id.

Jadi Produsen
Terpisah, M. Sururi Arumbani, Pemimpin Redaksi TV9 menyampaikan santri harus bergerak menjadi “produsen” bukan “konsumen. Hal ini penting dilakukan rangking portal Aswaja sebagaimana data Alexa Rank Indonesia per Desember 2015 semacam nu.or.id masih menempati urutan ke-10. Sedangkan 9 besar lain masih dikuasai website “minhum”.

“Ini pekerjaan yang tidak mudah untuk menaikkan rangking portal Aswaja,” lanjutnya yang memaparkan stadium general “Mengapa Santri Harus Melek Media?”, Kamis (31/12).

Jika portal-portal “minhum” membidahkan serta menyirikkan amaliah NU. “Kita mesti sebaliknya membuat konten maulid, manaqib dan tradisi-tradisi ada dalil dan hujjahnya,” kata lelaki asal Rembang Jawa Tengah ini.

Dalam kegiatan yang juga dihadiri D. Zawawi Imron ini Sururi mengimbau santri membuat konten apa pun yang kreatif juga “provokatif”. Hal ini ialah ikhtiar santri back to pesantren. “Menulis harus menjadi aktivitas santri,” harapnya dalam kegiatan yang berlangsung 4 hari ini.

Senada dengan Ra Faizi, Wakil Ketua LTNNU Jawa Timur ini juga mengetengahkan karya tulis asli para kiai harus diabadikan. “Santri tidak menulis tidak keren,” pantik Sururi.

Sementara itu, Isma Kazee, Ketua Komunitas Matapena Yogyakarta menguraikan dalam kegiatan LSdP #13 ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena kegiatan diakhiri dengan unjuk karya yang berupa blog, buletin dan film dokumenter. (qim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar