Notification

×

Iklan

Iklan

Remaja, Energi Berlebih, dan Aktivitas Fisik

Kamis, 26 Oktober 2023 | 20:11 WIB Last Updated 2025-05-05T13:13:27Z

Yunensy Novita Sari. Foto: dok. pribadi.


Oleh: Yunensy Novita Sari, Mahasiswa Prodi Ilmu Keolahragaan S1 FKM UNIMUS, Atlet Angkat Besi Kota Semarang


Rasanya sungguh miris melihat beragam peristiwa kenakalan remaja akhir-akhir ini. Berbagai kasus kekerasan di jalanan yang menimbulkan korban luka-luka bahkan hingga berujung hilangnya nyawa sangatlah membuat resah.


Remaja menurut World Health Organization (WHO), adalah mereka yang berusia 10-19 tahun (Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja, 2014). Masa remaja adalah periode penuh semangat dan energi yang meluap-luap. Namun, jika tidak disalurkan dengan tepat, energi berlebih ini dapat memicu perilaku agresif dan destruktif. Salah satu cara efektif untuk mengelola energi remaja adalah dengan mendorong mereka untuk aktif secara fisik.


Teori Energi Berlebih: Landasan Ilmiah

Menurut Herbert Spencer, eksponen dari Surplus Energy Theory, berpendapat bahwa jika orang dewasa menghabiskan energinya untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Tetapi anak atau remaja yang belum memiliki pekerjaan seperti itu, membutuhkan aktivitas untuk menyalurkan energinya.


Lebih lanjut, menurut teori psikologi, energi yang tidak tersalurkan dapat menumpuk dan memicu berbagai masalah perilaku. Sigmund Freud, salah satu tokoh psikoanalisis, mengusulkan konsep "catharsis" yang menyatakan bahwa melepaskan emosi negatif melalui tindakan atau ekspresi dapat mengurangi tekanan psikologis. Dalam konteks remaja, aktivitas fisik dapat menjadi sarana catharsis yang sehat untuk menyalurkan energi berlebih.


Penelitian modern juga mendukung gagasan bahwa aktivitas fisik memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental. Olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin, hormon yang memberikan perasaan senang dan mengurangi stres. Selain itu, aktivitas fisik juga dapat membantu memperbaiki kualitas tidur, meningkatkan konsentrasi, dan meningkatkan harga diri (American Psychological Association, 2021).


Aktivitas Fisik: Kunci Mengelola Energi Remaja

Berdasarkan pada teori-teori diatas, maka untuk menghindarkan remaja dari perilaku yang negatif, agresif, dan destruktif, maka diperlukan aktivitas lain untuk menyalurkan kelebihan energinya. Beberapa aktivitas positif yang dapat menjadi sarana penyaluran energi bagi remaja adalah sebagai berikut.


Pertama, olahraga. Merupakan cara yang paling umum dan efektif untuk menyalurkan energi. Jenis olahraga yang dapat dipilih sangat beragam, mulai dari olahraga tim seperti sepak bola dan basket, hingga olahraga individu seperti lari dan bersepeda.


Kedua, seni bela diri. Selain melatih fisik, seni bela diri juga mengajarkan disiplin dan pengendalian diri. Olahraga seperti karate, taekwondo, dan pencak silat dapat membantu remaja menyalurkan energi agresif mereka dengan cara yang terkontrol.


Ketiga, aktivitas luar ruang. Kegiatan di alam bebas seperti berkemah, mendaki gunung, atau bersepeda gunung dapat membantu remaja terhubung dengan alam dan mengurangi stres.


Keempat, ekstrakurikuler. Bergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti klub musik, teater, atau seni rupa dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan diri dan menyalurkan kreativitas.


Manfaat Aktivitas Fisik bagi Remaja

Melalui aktivitas fisik tersebut diatas, maka akan diperoleh berbagai manfaat bagi remaja antara lain: (1) Mencegah Perilaku Negatif: Dengan menyalurkan energi melalui aktivitas fisik, remaja cenderung lebih jarang terlibat dalam perilaku berisiko seperti vandalisme, tawuran, atau penyalahgunaan narkoba. (2) Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental: Aktivitas fisik dapat membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan kesehatan jantung. Selain itu, olahraga juga dapat mengurangi risiko depresi dan kecemasan. (3) Meningkatkan Kualitas Hidup: Remaja yang aktif secara fisik cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Mereka lebih percaya diri, memiliki hubungan sosial yang lebih baik, dan lebih siap menghadapi tantangan hidup.


Peran Orang Tua dan Masyarakat

Orang tua dan masyarakat memiliki peran penting dalam mendorong remaja untuk aktif secara fisik. Orang tua harus menjadi role model bagi anak-anak dengan menunjukkan perilaku hidup sehat dan aktif.


Selain itu, orang tua dan masyarakat juga harus menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi remaja untuk berolahraga. Dukung minat dan bakat anak dalam bidang olahraga atau aktivitas fisik lainnya.


Aktivitas fisik adalah kunci untuk mengelola energi remaja dan mencegah perilaku destruktif. Dengan memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai, kita dapat membantu remaja tumbuh menjadi individu yang sehat, bahagia, dan produktif. (*)

close close