Kekuatan Atas Nama Cinta - Soeara Moeria

Breaking

Minggu, 16 Agustus 2015

Kekuatan Atas Nama Cinta


Judul Buku
Don’t Cry, Cinta itu Bertahan Meski Dia Terluka
Penulis      
Adytya Fitriani
Penerbit
De TEENS (DIVA PRESS)
Tebak buku
192 halaman
Cetakan
2014
ISBN
978-602-242-338-6

Cinta adalah memberi dan menerima. Cinta adalah menyayangi dan mengasihi  dalam keadaan apapun. Ruang dan waktu bisa mengikis cinta, namun takkan pernah bisa membunuhnya. Modal merawat cinta adalah pengertian, kesetiaan dan tanggung jawab.

Novel  teenlit bergenre roman ini berkisah tentang Takeru dan Hikaru. Mereka pasangan serasi. Takeru pemuda tampan, baik hati, pintar dan popular. Hikaru, gadis manis, lembut, cerdas dan setia. Mereka berusia belia, saling jatuh cita sejak pertemuan pertama.

Usia cinta mereka sudah genap dua tahun, ketika sebuah tragedi datang. Hikaru sedang membeli kado untuk ulang tahun Takeru, ketika  ia ditabrak mobil. Hikaru mengalami luka teramat parah. Ginjalnya rusak, tangannya patah,  bahkan kakinya nyaris diamputasi. Hikaru  koma  selama berbulan-bulan.

Ibu bilang aku koma selama dua bulan. Ya, dua bulan. Bukan  waktu yang singkat kan? Ibu bilang saat dibawa di rumah sakit, keadaanku saat parah. Dokter sampai harus mencari donor  ke rumah sakit lain karena persedian darah  di rumah sakit ini dan pusat sedang habis.  Aku diberi tranfusi darah,  namun keadaanku tak kunjung membaik, akhirnya dokter memutuskan untuk mengoperasiku. Saat itulah para dokter menemukan jika ginjalku  sobek. Belum lagi, terjadi komplikasi di otakku (hal. 66).

Dua bulan Hikaru  dalam keadaan koma. Karena tak bangun dari komanya, ibu Hikaru berniat mencabut support life putrinya. Takeru memohon, agar Hikaru diberi kesempatan  hingga sebulan  ke depan (hal. 160).

Ketika mukjizat datang, karena Hikaru tersadar dari koma, ia malah shock karena tak mendapati Takeru di sisinya. Tiba-tiba pemuda tampan itu hilang bagai ditelan bumi. Padahal Takeru pernah berjanji akan selalu bersamanya. Apa yang  sebenarnya terjadi pada Takeru sehingga ia mengingkari  janji? Apa yang dilakukan Hikaru selama Takeru hilang? Bagaimana sikap Hikaru ketika tahun-tahun berlalu tanpa kejelasan  nasib Takeru, sementara di kampus unversitas  tempatnya menuntut ilmu,  hadir  seorang cowok simpatik  bernama Ryuu, yang mengejar-ngejar cintanya?

Pada buku harian Takeru akan terungkap segala rahasia. Takeru... Takeru... Aku geleng-geleng kepala. Ia benar-benar seperti perempuan. Aku saja tidak punya buku harian selengkap yang Takeru punya. Aku memang suka menulis kisah kami di blog pribadi, tapi hanya sesekali dan tak selengkap yang Takeru tulis pada buku hariannya.

Saat membaca halaman entah halaman berapa aku terdiam. Takeru menggambar siluet aku dan dirinya. Di gambar itu Takeru memelukku dari belakang dan aku  memejamkan mata dengan pipi merona. Dan di sana ada tulisan: Aku dan Takeru untuk selama-lamanya.

Dengan sudut penceritaan orang pertama (aku) novel ini menarik untuk  disimak. Penulis mengisahkan dari sudut aku (Takeru), maupun dari sudut aku (Hikaru) secara bergantian, dan hal ini tidak membosankan. Diksi sederhana, alur  jelas,  dan membuat pembaca tak perlu mengerutkan kening saat membacanya.

Kisah ini bersetting negeri Jepang, sayang tak digarap optimal, sehingga latar tempat  terkesan tempelan semata. Namun kita bisa merasakan aroma  dorama Jepang dalam kisah mengharukan ini. Sebagai bahan  bacaan, buku setebal halaman ini tak melulu bertutur tentang cinta picisan. Penulis  juga menguntai pesan nilai-nilai  kehidupan yang terpuji. Semisal arti pertemanan, persaudaran, hubungan keluarga yang harmonis, perhatian pada problem yang sedang dihadapi teman.

Novel ini sarat pesan moral: bahwa cinta itu layak dipelihara. Cinta  mesti diperjuangkan. Dalam hidup kita kadang tak bisa meraih apa yang dimau, tapi bukan berarti lantas menyerah.

Dalam memutuskan sesuatu kita jangan terjebak emosi. Pendapat, masukan dari keluarga, teman ada kalanya sebuah kebenaran yang membuat kita lebih bijak memutuskan sesuatu. Membuat bahagia orang-orang yang kita sayangi,   lebih mulia daripada kita berlari dari kenyataan. Masalah datang  untuk dihadapi  bukan dihindari. Di balik problema pasti ada jalan keluar. Tumbuhkan empati pada sesama. Tebar kasih sayang, Jangan mudah menyerah.

Apakah Hikaru akan membiarkan air matanya selalu jatuh bila mengenang Takeru? Percayalah. Kekuatan cinta  akan menghapus air mata luka.
                                                                           
__Kartika Catur Pelita, Ketua Akademi Menulis Jepara
                                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar