Don’t Cry, Cinta itu Bertahan Meski Dia Terluka
Penulis
Adytya Fitriani
Penerbit
De TEENS (DIVA PRESS)
Tebak buku
192 halaman
Cetakan
2014
ISBN
978-602-242-338-6
Cinta adalah memberi
dan menerima. Cinta adalah menyayangi dan mengasihi dalam keadaan apapun. Ruang dan waktu bisa
mengikis cinta, namun takkan pernah bisa membunuhnya. Modal merawat cinta
adalah pengertian, kesetiaan dan tanggung jawab.
Novel teenlit
bergenre roman ini berkisah tentang Takeru dan Hikaru. Mereka pasangan serasi.
Takeru pemuda tampan, baik hati, pintar dan popular. Hikaru, gadis manis, lembut,
cerdas dan setia. Mereka berusia belia, saling jatuh cita sejak pertemuan
pertama.
Usia cinta mereka sudah genap dua tahun,
ketika sebuah tragedi datang. Hikaru sedang membeli kado untuk ulang tahun
Takeru, ketika ia ditabrak mobil. Hikaru
mengalami luka teramat parah. Ginjalnya rusak, tangannya patah, bahkan kakinya nyaris diamputasi. Hikaru koma
selama berbulan-bulan.
Ibu bilang
aku koma selama dua bulan. Ya, dua bulan. Bukan
waktu yang singkat kan? Ibu bilang
saat dibawa di rumah sakit, keadaanku saat parah. Dokter sampai harus mencari
donor ke rumah sakit lain karena
persedian darah di rumah sakit ini dan
pusat sedang habis. Aku diberi
tranfusi darah, namun keadaanku
tak kunjung membaik, akhirnya dokter memutuskan untuk mengoperasiku.
Saat itulah para dokter menemukan jika
ginjalku sobek. Belum lagi, terjadi
komplikasi di otakku (hal. 66).
Dua bulan Hikaru dalam keadaan
koma. Karena tak bangun dari komanya, ibu Hikaru berniat mencabut support life putrinya. Takeru memohon,
agar Hikaru diberi kesempatan hingga sebulan
ke depan (hal. 160).
Ketika mukjizat datang, karena Hikaru
tersadar dari koma, ia malah shock
karena tak mendapati Takeru di sisinya. Tiba-tiba pemuda tampan itu hilang
bagai ditelan bumi. Padahal Takeru pernah berjanji akan selalu bersamanya. Apa
yang sebenarnya terjadi pada Takeru sehingga
ia mengingkari janji? Apa yang dilakukan
Hikaru selama Takeru hilang? Bagaimana sikap Hikaru ketika tahun-tahun berlalu
tanpa kejelasan nasib Takeru, sementara
di kampus unversitas tempatnya menuntut
ilmu, hadir seorang cowok simpatik bernama Ryuu, yang mengejar-ngejar cintanya?
Pada buku harian Takeru akan terungkap segala rahasia. Takeru... Takeru... Aku geleng-geleng
kepala. Ia benar-benar seperti perempuan. Aku saja tidak punya buku harian
selengkap yang Takeru punya. Aku memang suka menulis kisah kami di blog
pribadi, tapi hanya sesekali dan tak selengkap yang Takeru tulis pada buku
hariannya.
Saat membaca halaman entah halaman berapa aku terdiam. Takeru menggambar
siluet aku dan dirinya. Di gambar itu Takeru memelukku dari belakang dan
aku memejamkan mata dengan pipi merona.
Dan di sana ada tulisan: Aku dan Takeru untuk selama-lamanya.
Dengan sudut penceritaan orang pertama (aku)
novel ini menarik untuk disimak. Penulis
mengisahkan dari sudut aku (Takeru), maupun dari sudut aku (Hikaru) secara
bergantian, dan hal ini tidak membosankan. Diksi sederhana,
alur jelas, dan membuat pembaca tak perlu mengerutkan
kening saat membacanya.
Kisah ini bersetting negeri Jepang, sayang
tak digarap optimal, sehingga latar tempat terkesan tempelan semata. Namun kita bisa
merasakan aroma dorama
Jepang dalam kisah mengharukan ini. Sebagai bahan bacaan, buku setebal halaman ini tak melulu
bertutur tentang cinta picisan. Penulis juga menguntai pesan nilai-nilai kehidupan yang
terpuji. Semisal arti pertemanan, persaudaran, hubungan keluarga yang harmonis,
perhatian pada problem yang sedang dihadapi teman.
Novel ini sarat pesan moral: bahwa cinta
itu layak dipelihara. Cinta mesti
diperjuangkan. Dalam hidup kita kadang tak bisa meraih apa yang dimau, tapi bukan
berarti lantas menyerah.
Dalam memutuskan sesuatu kita jangan terjebak
emosi. Pendapat, masukan dari keluarga, teman ada kalanya sebuah kebenaran yang
membuat kita lebih bijak memutuskan sesuatu. Membuat bahagia orang-orang yang kita
sayangi, lebih mulia daripada kita berlari
dari kenyataan. Masalah datang untuk
dihadapi bukan dihindari. Di balik problema
pasti ada jalan keluar. Tumbuhkan empati pada sesama. Tebar kasih sayang,
Jangan mudah menyerah.
Apakah Hikaru akan membiarkan air matanya selalu jatuh bila mengenang
Takeru? Percayalah. Kekuatan cinta akan menghapus air mata luka.
__Kartika Catur Pelita, Ketua Akademi
Menulis Jepara