Semarang,
soearamoeria.com
Dalam
rangka menyambut bulan suci Ramadhan puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri
(UIN) Walisongo Semarang yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Jepara
Semarang (KMJS) menggelar atraksi sepak bola api di lapangan futsal kampus setempat,
Selasa (16/6/15) malam.
Kegiatan
sepak bola api ini digelar menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang jatuh Kamis
18 Juni.
Pembina
KMJS sekaligus koordinator kegiatan, Akhmad Soim menuturkan kegiatan sepak bola api sebagai perwujudan dari
tradisi pawai obor yang ada di Kabupaten Jepara. Mahasiswa asal Kabupaten Jepara
biasanya di kampung halaman menyambut Ramadhan dengan pesta obor namun di Kota
Semarang mereka menyambut dengan pesta sepak bola api.
“Sepak
bola api ini kami ibaratkan seperti hawa nafsu. Kita harus mampu mengendalikan api
ini, seperti saat main. Saat Ramadhan, kita harus mampu mengendalikan hawa nafsu,”
kata Soim.
Pesta
sepak bola api digelar sejak pukul 19.00 WIB. Sebagai bahan atraksi, dua tim sepak
bola bermain menggunakan bola api yang terbuat dari serat buah kelapa. Serat direndam
menggunakan minyak tanah selama 24 jam sehingga bisa menghasilkan bulatan api secara
sempurna.
Dalam
atraksi ini, ada dua tim yang "berduel" dengan menamakan diri tim Banaspati
dan Gatoloco. Dua tim ini sama-sama memainkan bola api menggunakan sarung dan tanpa
alas kaki. Satu tim terdiri lima orang pemain satu di antaranya sebagai kiper.
“Tim
tadi bermain imbang 2-2. Akhirnya diadakan adu penalti, hingga skornya menjadi
5-3 untuk kemenangan Banaspati,” tambahnya.
Salah
satu pemain bola api dan ketua KMJS UIN Walisongo Handika mengatakan sebelum
main kami gelar doa khusus. Mental kita juga harus siap, karena menendang bola
tidak seperti biasanya.
“Atraksi
sepak bola api butuh persiapan lebih agar saat bermain tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan. Sebelum bermain pihaknya telah menyiapkan mental dan fisik,”
paparnya.
Menurutnya
menendang bola api rasanya biasa saja. Tak ada bekas luka dua kaki usai mereka bermain.
Yang terlihat, dua kaki mereka mulai kehitaman, namun tak ada bekas luka yang
amat serius.
“Rasanya
biasa saja. Ya, kalau nendangnya kurang pas memang agak sakit panas sedikit,”
imbuhnya.
Selain
atraksi, pawai obor juga digelar di sela-sela sepak bola api. Mereka dengan seksama
menyemburkan api melalui minyak tanah yang disemburkan keluar. (qim)
No comments:
Post a Comment