Jepara, soearamoeria.com-Perkembangan
Informasi dan Teknologi (IT) merupakan salah satu dampak dari globalisasi.
Dulu, santri misalnya, belajar-mengaji kepada kiai maupun guru ngaji. Kini
saking pragmatisnya, berguru kepada google. Hal
itu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Abdullah Hamid.
Dosen IT IAIN Sunan
Ampel Surabaya itu menyarankan agar tidak gegabah mengakses internet. Apalagi
yang berkenaan dengan hukum islam.
Sebab
jika gegabah terang Hamid akan terjerumus di situs yang tidak pro NU. Ia
menyarankan agar pelajar NU mengakses aswajanu.com. Situs itu lanjutnya jelas
pro NU.
Paparan
itu dikemukakannya dalam Seminar bertajuk Meneguhkan Ideologi Aswaja Demi Tetap
Tegaknya NKRI yang diselenggarakan PC IPNU-IPPNU Jepara di Pendopo kabupaten
Jepara, Ahad (14/9).
Pembicara
lain yang turut hadir H Mashudi (MUI Jepara), Sentut Endar Rusmanto (Kasdim
0719/ Jepara) dan Dwi Saifullah (PW IPNU Jawa Tengah).
Mantan
Ketua IPNU Cabang Pati itu menambahkan dengan mengeklik aswajanu.com akan
mememukan bacaan yang diinginkan. Semisal sumber hukum dari pesantren Sarang
dan Sidogiri.
“Sebab
web ini sudah disaring. Jadi informasi dari bukan NU tidak bisa masuk,” jelasnya.
Pelajar
NU katanya juga tidak boleh asal dengar radio. Sebagaimana mengutip dawuh Habib Umar, orang yang mendengar
agama dari radio, maka agamanya sama seperti suara kemresek (berisik, red) radio.
Karena yang mendengar tidak tahu betul asal usul penceramah.
Sebagai
pelajar NU lanjut Hamid juga harus hati-hati memanfaatkan media sosial. Seorang
yang menghina santri, dibully dan menghina kota pelajar dipidanakan. Dua hal
itu, perlu menjadi pelajaran berharga. Sehingga kader NU harus menjadi pengguna
medsos yang santun. (Syaiful Mustaqim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar