Jepara, soearamoeria.com-Dihadapan
ribuan pengunjung yang hadir pada pengajian akbar dalam rangka haul ke-49
Kiai Mawardi dan Harlah
Yayasan Mathali’ul Huda ke-71 desa Bugel kecamatan Kedung kabupaten Jepara
Rabu (17/9) malam, Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj
menyatakan pentingnya pemahaman terhadap ajaran dan amaliyah Islam ala ahlussunnah
wal jama’ah.
Menurut
Kiai Said saat ini muncul banyak kelompok dan
gerakan yang mengatasnamakan Islam. Mereka tak segan menganggap kelompoknya
paling benar. Mereka sering mengafirkan orang Islam yang berbeda madzhab
dengannya.
Mauludan
dengan memuji Nabi Agung Muhammad SAW dan shalawatan dianggap bid’ah. Padahal
shalawatan adalah sunnah taqririyyah yang
tidak dilarang Nabi Muhammad.
“Yang
menganggap maulid dan shalawatan itu bid’ah pastilah tidak memahami tarikh atau
sejarah Islam dan Hadits Nabi Muhammad secara utuh,”
paparnya.
Dalam
sejarahnya, sastrawan Arab Ka’ab bin Zubair yang hidup di masa Nabi Muhammad
yang gemar menulis dan memuji Rasulullah. Ketika dia masuk Islam, kegemarannya
memuji dilantunkan di hadapan Rasulullah dan beliau tidak melarang. Atas dasar
itulah nahdliyyin meyakini bahwa shalawatan dan maulid adalah sunnah
taqririyyah.
Kiai
Said juga menerangkan munculnya gerakan Islam radikal di Indonesia. Radikalisme
dan terorisme tersebut tidak bisa dilepaskan dari pemahaman yang sempit
terhadap Islam yang seharusnya rahmatan
lil alamin.
Teror
di Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi dan sebagainya adalah bukan sikap yang
Islami. ”Islam tidak mengajarkan
kekerasan dan perampokan dalam menyebarkan agama,” tegasnya.
Dalam
konteks global, Islamic State of Iraqi and Syiria (ISIS) jelas bukan ajaran Islam. Mereka membunuh perempuan dan anak-anak,
warga sipil yang tidak bersalah dan sesama muslim. “ISIS jelas bukan Islam dan
justru mencederai Islam secara terang-terangan,” tuturnya.
Untuk
itulah pelestarian ajaran Islam ala ahlus sunnah
wal jamaah di madrasah dan pesantren
harus terus kita lakukan bersama dan tanamkan kepada anak-cucu kita.
H
Ali Syafak, salah seorang panitia menerangkan kegiatan haul dan harlah bertujuan
untuk meneladani kiprah Kiai
Mawardi dan para pendiri madrasah lainnya yang dengan tulus mendidik dan
mencerdaskan warga, khususnya di Bugel dan sekitarnya. Juga untuk membentengi
warga NU dari gempuran gerakan Islam radikal. (qim)