Kyai Kholil Sosok Alim dan Intelek - Soeara Moeria

Breaking

Jumat, 05 September 2014

Kyai Kholil Sosok Alim dan Intelek


Jepara, soearamoeria.com-Nahdliyyin kabupaten Jepara, Kamis (4/9) malam berduka. Lantaran Rais Syuriah PCNU kabupaten Jepara, KH Ahmad Kholil pukul 20.40 wib menghembuskan nafas terakhir di RS Telogorejo Semarang. Duka tersebut membawa kesedihan bagi umat umumnya dan khususnya bagi para santri.

Saat NU Online menyambangi kediamannya pukul 22.30 wib jenazah pengasuh pesantren Al-Falah desa Bakalan kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara belum dipulangkan. Namun di pesantren yang lokasinya berada di Jalan Raya Gotri Welahan tampak ratusan jamaah mengerumuni kediamannya.

Tak hanya masyarakat 500 santri putra-putri mukim sudah tak sabar menanti kehadiran jenazah almarhum. Kurang lebih 1.5 jam perjalanan keluarga dan mobil jenazah dari Semarang ke Jepara. Sampai di pesantren, ratusan santri yang sudah berjubel di pesantren meluapkan isak tangis dan terharu atas kepergian kyai ke rahmatullah.

Sampai dikediamannya, ratusan pentakziyah yang hadir menyalatkan dan membacakan tahlil untuk kepergian almarhum. Jum’at (5/9) pagi kyai kharismatik kelahiran Jepara 1 Juli 1942 itu dikebumikan di makam Syaikhona desa Bakalan berjarak 300 meter dari kompleks pesantren. Setidaknya, 23 kali almarhum dishalatkan di aula pesantren dan masjid Baitus Salam desa Bakalan.

Dimata Santri
Menurut pandangan santri, suami dari Nyai Sholihatun itu merupakan sosok yang alim dan amil. Hal itu sebagaimana diuraikan Ansori. “Kyai Kholil jika menyuruh memberi tauladan terlebih dahulu,” kenangnya.  

Kealiman perintis pesantren Al-Falah itu juga ditunjukkan dalam kehati-hatiannya dalam berbicara. Santri yang menetap 11 tahun itu menyebutkan setiap perkataan yang diucapkan kyai mendasar karena akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Hal lain disampaikan Badiul Hadi. Menurut mantan aktivis Lakpesdam NU Jepara itu Kyai Kholil sosok santun dan bijaksana. Ia menyontohkan saat Mukercab NU kyai tidak lantas memutuskan suatu hal namun pernyataan-pernyataan dari peserta musyawarah ditampung. Kesepakatan lanjutnya, berdasar hasil musyawah yang didasari menghormati orang lain.

Ansori menambahkan lelaki yang wafat di usia 72 tahun itu diamanati sejumlah tanggung jawab semisal Mursyid Thariqah, Rais Syuriah PCNU, Dewan Pembina Yaptinu, Baznas Jepara dan Dewan Mufti Indonesia.

Kyai yang mengaji dengan KH Muslim (Jepara) hal syariat, KH Muslih (Mranggen) bab thariqah dan qur’an dengan KH Arwani (Kudus) lanjut santri asal desa Batu Kali itu telah menyusun kitab semisal Sabilul Huda berisi amaliah NU dan Qolbil Qur’an isinya intisari qur’an.  

Hal lain yang patut diapresiasi tatkala kyai memperoleh penghargaan dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bidang toleransi agama. “Waktu itu, kyai mendirikan masjid di tengah-tengah pemukiman nasrani desa Samigaluh Kulon Progo Yogyakarta,” jelas Ansori.

Kini, almarhum meninggalkan istri Nyai Sholihatun dan 1 putri Nurul Hikmah (2). Kyai juga mewariskan beberapa unit di Yayasan Al-Falah Kalinyamatan diantaranya pesantren putra-putri, balai pengobatan, koperasi, madrasah diniyyah, tarbiyah thoriqoh qodiriyah wanaqsabandiyah, Madrasah Ibtidaiyyah Terpadu, wajar dikdas, kejarpaket dan ma’had ali. (Syaiful Mustaqim) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar