Notification

×

Iklan

Iklan

Sosisalisasi Empat Pilar, Hindun Anisah: Saatnya Pesantren Jadi Pilar Ketahahan Pangan

Senin, 15 Desember 2025 | 21:45 WIB Last Updated 2025-12-23T14:51:14Z
Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI, Hindun Anisah saat Sosisalisasi Empat Pilar di Pondok Pesantren Al Islah Al Ishom Desa Glegat Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara, Senin (15/12/2025).


Jepara, soearamoeria.com - Eksistensi pesantren saat ini bukan hanya berperan dalam mencetak kader ulama, tetapi juga menjadi pusat transformasi sosial berbasis nilai keislaman. 


Di tengah tantangan krisis pangan global, pesantren dapat memainkan peran penting dalam penguatan pangan nasional dengan mengembangkan ekosistem pertanian berbasis spiritualitas, ilmu pengetahuan, dan ekonomi berkeadaban. 


Hal itu disampaikan Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI, Hindun Anisah saat Sosisalisasi Empat Pilar di Pondok Pesantren Al Islah Al Ishom Desa Glegat Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara, Senin (15/12/2025).


“Pesantren bisa menjadi laboratorium sosial dalam membangun model ekonomi agro-pesantren yang tidak semata-mata mengejar profit, tetapi juga keberkahan, keadilan sosial, dan kemandirian pangan. Semangat ini sungguh sangat relevan untuk dihidupkankembangkan dalam konteks pertanian pesantren,” papar Hindun.


Dikatakannya, konsep ekologi Islam menyatakan pengelolaan alam tidak dapat dipisahkan dari dimensi spiritual. Kalangan santri selama ini telah mengalami “tarbiyah” yang memadukan pendidikan Islam dengan pertanian. 


Mereka, sambung Hindun, telah terbiasa bekerja di kebun atau sawah, serta belajar mengelola sumber daya alam sebagai bagian dari proses pendidikan karakter. 


“Dalam konteks ini, pertanian tidak sekadar sebagai aktivitas ekonomi, melainkan bagian dari proses pendidikan. Kurikulum pesantren tentunya dapat dikembangkan dengan memasukkan keterampilan bertani, agribisnis, serta nilai-nilai cinta tanah air dan lingkungan sebagai bentuk nyata dari ibadah dan pengabdian,” tandas anggota Fraksi PKB dan juga Komisi IV DPR.


Apalagi saat ini, kata dia, program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang juga telah menyasar pesantren sebagai penerima dan sebagain besar sebagai pengelola, imbuh Hindun, tentu memberikan peluang bagi pesantren untuk menjadi pemasok bahan baku dapur bergizi gratis. 


“Alhasil, nantinya ekosistem ketahanan pangan sekaligus profit bagi kalangan pesantren menjadi keniscayaan. Tentu, santri pun juga mendapatkan keuntungan melalui pengalaman agribisnisnya,” terangnya.


Terakhir diharapkan Hindun, momentum tersebut bisa dijadikan peluang bagi pesantren dalam Upaya mengembangkan ekosistem ketahahan pangan yang nantinya berimplikasi pada penguatan ketahahan pangan nasional. (ya)

close close