Puisi-puisi Sherly Gratia Widyasari I Kamu Akan Abadi - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 17 Februari 2024

Puisi-puisi Sherly Gratia Widyasari I Kamu Akan Abadi

Ilustrasi : petapakhusyu.blogspot.com


Kamu Akan Abadi

 

Kamu akan abadi

Di mana?

Di cerita yang aku tulis

Bagaimana kamu menceritakan aku?

Dengan kebaikan yang kamu berikan

Lalu buruknya?

Biar aku yang menyimpannya

Kenapa begitu?

Biar dunia tahu baiknya kamu, jeleknya biar aku sendiri yang tahu

Kalau kamu kecewa bagaimana?

Itu tentang aku, bukan kamu

Lalu kamu bagaimana?

Aku sendiri

Kenapa kita tidak bersama?

Karena tidak ada tempat untuk berdua

Tapi dalam cerita, kamu Tuhannya

Aku tidak akan menyatukan dua insan yang tidak saling mencinta

Kenapa kamu mengatakannya?

Karena tanpa kamu beri tahu, aku tahu isi hati pemeran utamanya

Apa tidak bisa hatinya diisi denganmu?

Tidak, karena si empunya tidak menginginkannya

Apa tidak ada jalan lainnya?

Tidak, karena si empunya menutup jalannya

Bagaimana kalau si empunya ingin bersama?

Berarti aku bukan Tuhan sebagai pembuatnya


* * *



 Aku di Sini, Kau yang Lari


Sorak-sorai hati saat bertemu denganmu itu nyata

Kita berdialog tanpa kata

Hanya lewat kilatan mata

Tapi apa kau tahu maksudnya?

                                                Kita saling menatap

Tapi tidak ada kata yang terucap

Hanya kenal dan menatap

Tersenyum sedikit tanpa menetap

Apa kamu tahu artinya?

Aku hanya terdiam tanpa kata

Mengenalmu dalam bayang-bayang semata

                                                Kau bisa mengenalku jika kau mau

Hanya kau tak ingin itu

Kau tidak bisa membuktikannya

Biar aku di sini

Kau tidak di sini

Hanya bayang-bayangmu yang menemani

Aku yang tetap di sini

Sedangkan kau?

Kau lari, aku tidak bisa lari

                                                Aku di sini, kau tinggal lari

Jika tidak bisa lari, mendekatlah dengan hati-hati

Aku tunggu

Sampai nanti ke tempat kau tuju

Kenapa aku? Aku tak bisa lari

Kenapa bukan kau?

                                                Karena kau yang ingin lari

Aku di sini

Aku berhenti

Kita tidak sama

Tidak ada yang akan berjalan bersama

                                                Padahal aku di sini, apa susahnya?

Kau di situ … tapi hatimu tidak untukku

Kau di situ … tapi … tidak ada aku

Aku di sini … kau yang lari

                                                Aku … tidak … lari

Benar, tapi aku kehilangan dirimu

Kau pergi tanpaku …


 ***


 Yang Patah Itu Sayapku 


Aku punya sepasang sayap

Cantik dan tidak mudah didapat

Aku ingin satu sayap

Aku punya sepasang sayap

Yang indah dan tidak bisa didapat

                                                            Aku ingin satu sayap

Aku punya sepasang sayap

Yang memukau dan menyilaukan saat ditatap

Hanya bisa digunakan setelah didapat

                                                            Aku ingin satu sayap

Aku punya sepasang sayap

Kau menginginkan satu sayap

Dengan sangat kuat

                                                            Berikan padaku!

                                                            Ku jaga satu sayapnya untukmu!

Aku punya sepasang sayap

Kuberi padamu tanpa berdebat

                                                            Aku ingin satu sayap!

Aku punya sepasang sayap

Semuanya kau dapat

                                                            Aku sudah siap!

Dan … aku tak punya lagi sayap

***

Dialog Tentang Kita

 

Aku menyukaimu dengan sepenuh hatiku

                                                                        Aku juga menyukaimu dengan sepenuh hatiku

Aku ingin selalu bersamamu

                                                Aku lebih-lebih ingin bersamamu

                                                Mari kita hidup bahagia bersama

Benarkah? Kau terbuka akhirnya?

                                                            Tentu, apa kau tidak percaya?

Semua yang kukatakan tulus

Harus kau lihat

Aku bahagia bersamamu

Ya tentu, bahagia ini harus abadi

Kita harus abadi

                                                            Tentu …

 

Dan kau akhirnya menepukku dengan tisu

Setetes hujan bahkan perlu menjadi saksi bisu

Dialog semu dalam bayanganku


 ***

Sampai di Persimpangan

 

Jalan buntu akhirnya kutemui

Empat musim telah kulewati

Berbagai samudra berhasil kulalui

Nyatanya aku berakhir di sini

Tidak ada sosok yang bisa kudapati

Kau menghilang dan tidak bisa kutemui

Akhir yang begitu sempurna

Kau tak perlu belama-lama terlena

Cukup aku yang harus melupa

Di persimpangan jalan ini semua terbuka

Kau … bukan untukku bahagia

 

 ***

Kamu!

 

Hilang …

Tenggelam …

Tak perlu kembali pulang …


__Sherly Gratia Widyasari, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya prodi Sastra Indonesia Universitas Diponegoro Semarang. (06)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar