Rais Aam, KH Miftahul Akhyar hadir dalam Naharul Ijtima'. |
Dalam kegiatan bertajuk “Penguatan Ideologi Aswaja Melalui Madin NU” Ketua Majelis Masyayikh KH Abdul Ghoffar Rozin menyatakan bahwa pesantren harus mandiri dalam tradisi, politik, dan ekonomi.
Dalam bidang yang lain, lanjut Gus Rozin sudah tidak perlu diragukan lagi kapasitas alumni pesantren. “Melayani pesantren-pesantren NU. Semoga ke depan alumni pesantren tambah baik, pesantrennya juga tambah bagus serta semuanya tambah baik,” paparnya.
Rais Aam PBNU, KH. Miftahul Akhyar menyebut ahlus sunnah wal jama’ah ini memang untuk dunia. Ajaran yang fleksibel terhadap perkembangan masa. Sehingga di masa mendatang mampu melahirkan pemimpin dunia. “PBNU sedang memfokuskan pada kiprah NU di mata dunia. Untuk menyongsong masa depan. Maka pesantren dan madrasah diniyah jangan sampai ketinggalan,” tegasnya.
Prof. Abdul Ghafur Direktur Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren Kemenag RI menyampaikan NU harus terus menguatkan tradisi keilmuan dan teknologi. Disebutkan, kedua hal itu sekarang sudah menjadi dhoruriyyat (primer). “Kalau pendidikan dasar yaitu Madin sudah kuat maka perlu dilanjutkan ke jenjang berikutnya bisa ke Pendidikan Diniyah Formal hingga ke Ma’had Aly,” pungkasnya.
Kegiatan ini ditutup doa oleh KH. Ubaidullah Shodaqoh Rais Syuriyah PWNU Jateng. Hadir dalam kegiatan Rais Syuriyah, Ketua Tanfidziyah, Ketua RMI PCNU dan koordinator bidang Madin serta guru madin Kendal. (mz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar