Warung Pecel Sarkali, Kuliner Rakyat Yang Digemari Masyarakat - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 18 Desember 2021

Warung Pecel Sarkali, Kuliner Rakyat Yang Digemari Masyarakat

 

Endang pemilik warung pecel Sarkali. (Foto: Henny Purwanti)
Kudus, soearamoeria.com - Pecel, cemeding, dan rujak adalah makanan rakyat yang banyak digemari. Di daerah Kaliputu Kudus terdapat warung yang hampir tak pernah sepi pengunjung, yakni warung pecel Sarkali, sebutan singkat untuk Pasar Kali atau pasar yang ada di pinggir kali. Letak warung pecel Sarkali ada di pinggir sungai, Jalan Sosrokartono, seberang timur Taman Makam Pahlawan Setya Pertiwi, depan komplek makam RM. Sosrokartono, RT 1 RW 1, Kaliputu, Kudus.


Endang Ekowati (38) pemilik warung pecel tersebut memulai berjualan sejak diresmikannya Grand Opening Gebyar Sarkali (Pasar Kali) Desa Kaliputu pada Rabu (7 April) yang lalu oleh Dinas Pariwisata dan Dinas Pasar. Acara pembukaan tersebut dihadiri oleh Dinas Pariwisata, Dinas Pasar, perangkat desa Kaliputu, dan warga Kaliputu.


Warga desa Kaliputu yang telah mendapat kuota lapak dengan mendaftar di RT setempat sebanyak 32 orang. Dagangan mereka beranekaragam. Mulai dari makanan, hingga hiburan permainan anak-anak. Pertama kali diresmikan, para pedagang cukup antusias dan bersemangat berjualan. Namun beberapa bulan terakhir tinggal 2 lapak saja, yakni lapak pecel bu Endang yang berjualan dari pagi hingga siang, dan lapak nasi tahu kecap yang mulai buka di malam hari.


Bumbu pecel milik Endang memiliki rasa yang khas. Bumbu hasil racikannya sendiri itu memiliki perpaduan rasa yang pas antara manis, asin, dan gurih sehingga membuat para pelanggannya ketagihan.


Kini Endang mengembangkan dagangannya dengan membuat gado-gado, batagor, dan bakso combor. Bakso combor adalah sebutan bakso ndeso yang isinya mi soun, bakso, potongan tahu, dan irisan tetelan serta lemak daging sapi sebagai penyedap. Bakso combor merupakan sajian untuk menggantikan rujak yang ketika musim hujan jarang dicari.


“Rujak tidak saya bikin dulu. Ini sudah musim hujan. Jarang yang cari. Lagipula bahan-bahannya sudah mulai susah didapat. Pembeli malah banyak yang minta bakso combor. Akhirnya saya bikin bakso combor atas permintaan mereka,” kata Endang.


Pembeli warung pecel Sarkali. 

Meskipun bakso combor juga menjadi incaran, pecel dan cemeding tetap menjadi favorit pelanggan. Pelanggan bisa makan di tempat. Mereka juga tak jarang membungkus pecel dan bakso combor untuk hidangan di rumah. Ada juga yang mampir sekadar membeli gorengan antara lain bakwan sayur dan tempe mendoan serta es.


Dian (40), warga desa Rendeng yang kebetulan ada di sana untuk mengantre mengatakan, “Saya kalau tidak masak, kadang beli pecel dan bakso combor di sini buat lauk di rumah. Praktis dan tak perlu repot. Bumbunya enak. Keluarga saya pada suka. Suami saya malah selalu minta ditambahi bumbunya,” ujarnya dengan tertawa.


Menurut Endang, bakwan sayur dan tempe mendoan juga laris manis. Setiap hari dia menghabiskan dua liter minyak goreng untuk menggoreng adonan.


“Kalau gado-gado, saat ini saya bikinnya kalau ada pesanan saja. Sementara pecel, cemeding, dan bakso combor setiap hari ada, kecuali waktu saya libur satu hari dalam seminggu dan itu tidak tentu hari apa, kalau pas saya capek atau ada keperluan saja,” tutur Endang.


Warung pecel Sarkali bisa dijumpai setiap hari pada pukul 9 pagi hingga 2 siang. (hp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar