![]() |
Gladi bersih ANBK SDN 3 Kemujan di MTs Safinatul Huda. |
Delapan siswa SDN Kemujan 3 yang menumpang ANBK di Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Safinatul Huda Kemujan dan 6 siswa SDN Karimunjawa 5 Pulau Genting yang
menumpang di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Karimunjawa dihadapkan
pada tidak adanya sinyal telekomunikasi di satuan pendidikannya.
“Siswa kami di SDN Karimunjawa 5 Pulau Genting benar-benar mengalami
persoalan serius terkait sinyal telekomunikasi jika dilaksanakan ANBK di
pangkalan pendidikan kami. Di SDN Karimunjawa 5 Pulau Genting, tidak ada sinyal
sama sekali,” ujar Salamak, Kepala SDN Kemujan 3 yang merangkap Kepala SDN
Karimunjawa 5 sejak Mei 2021 lalu.
“Pada saat input data siswa peserta ANBK, operator sekolah kami harus
menuju dermaga Pulau Genting yang jaraknya 1 km dari sekolah untuk memasukkan
data 6 siswa. Itupun sinyalnya putus-putus dan tidak lancar, serta hanya bisa
dilakukan pada malam hari saat ada aliran listrik,” lanjut Salamak.
Padahal pada saat simulasi ANBK, gladi bersih maupun pelaksanaannya
nanti dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB untuk sesi 1 dan pukul 14.00 untuk sesi
2.
![]() |
Salamak, Kepala SDN Kemujan 3 plus SDN 5 Pulau Genting. |
Sementara itu, untuk keperluan simulasi dan gladi bersih ANBK delapan
siswa SDN Kemujan 3 yang menumpang di MTs Safinatul Huda sudah menghabiskan
biaya lebih dari 10 juta untuk pengadaan seperangkat komputer server yang
mempunyai RAM 8 G, kecepatan 20 Mbps dan Windows terbaru.
“Kami benar-benar mengharapkan perhatian dan bantuan pemerintah untuk
mengatasi masalah di dua SDN yang kami pimpin,” ujar Salamak yang merupakan
generasi ketiga asal Mandar Sulawesi yang menetap di Karimunjawa.
Lebih lanjut Salamak mengatakan, di SDN Kemujan 3 total jumlah siswanya
ada 66 siswa dalam 6 kelas namun hanya ada 5 ruang kelas sehingga ada kelas
yang digilir jam belajarnya. Dia berharap ada pengadaan tanah dari pemerintah
dan pembangunan ruang kelas baru di SDN Kemujan 3.
“Sedangkan di SDN Karimunjawa 5 Pulau Genting, kami berharap ada
pengangkatan guru baru. Saat ini hanya ada 2 guru negeri, 2 guru GTT dan 1 PTT.
Kami berharap status tenaga pendidik di Pulau Genting Karimunjawa disamakan
dengan guru di Pulau Parang dan Pulau Nyamuk, agar mendapat tunjangan khusus.
Secara administrasi, kami memang ikut desa Karimunjawa, namun secara geografis
kami terpisah lautan,” harap Salamak. (za)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar