 |
| Salah satu siswa aktif bertanya kepada KPU Jepara. (Foto: Istimewa) |
Jepara, soearamoeria.com - Praktik politik uang menjadi salah satu faktor tantangan bagi pemilih pemula dalam menentukan pemilihan kepala daerah sampai presiden dalam pesta demokrasi. Hal itu yang diungkapan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jepara, Subchan Zuhri di SMK Fadlun Nafis Bangsri, Selasa (5/11/2019).
Subchan mengatakan, politik uang sudah menjadi pemandangan yang umum terjadi di masyarakat dalam praktik demokrasi. Sebuah kebudayaan yang akan menggerus moralitas dalam memengaruhi kepada pemilih pemula. Karena mereka melihat apa yang dilakukan orang tua maupun masyarakat dalam praktik politik uang menjelang pemilhan umum.
Ada langkah yang harus dilakukan oleh pemilih pemula dalam menanggulangi praktik politik uang yaitu pencegahan yang bisa mulai dari diri sendiri, berlanjut lingkungan keluarga dan kepada tetangga bahkan masyarkat luas.
“Kalau menghilangkan itu sulit, namun setidaknya mengurangi dan mencegah supaya tidak menjadi budaya yang turun termurun sehingga masa depan demokrasi Indonesia,” jelasnya dalam sosialisasi pendidikan politik dan demokrasi kepada pemilih pemula rumah pintar pemilu Kabupaten Jepara.
Di samping itu, perlu adanya kesadaran dari masyarakat dalam mengubah perilaku masyarakat dalam sistem pemilu.
Dari Sekolah
Sistem dan nilai demokrasi dapat dimulai dari sekolah melalui kegiatan pembelajaran mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Guru dapat menerangkan sistem demokrasi bagaimana menghargai sebuah perbedaan, tolerasi dan saling menghormati.
Dia menambahkan, nilai demokrasi senantiasa dan tetap dijalankan meskipun kegiatan pemilu sudah selesai. Supaya tidak ada perpecahan dengan masyarakat karena berbeda pilihan pada waktu pesta demokrasi.
Pihaknya berharap generasi pemilih pemula dapat menjalankan pesta demokrasi yang baik, tanpa ada gesekan maupun perpecahan dengan masyarakat.
Kepala SMK Fadlun Nafis Bangsri, Akhmad Efendi memberikan apresisasi kepada KPU Jepara yang sudah memberikan edukasi kepada muridnya. “Semoga kegiatan ini menjadi langkah konkrit untuk menjadi pemilih yang bijak tanpa ada praktik politik uang. Mulailah dari kalian!” harapnya. (mu)
Subchan mengatakan, politik uang sudah menjadi pemandangan yang umum terjadi di masyarakat dalam praktik demokrasi. Sebuah kebudayaan yang akan menggerus moralitas dalam memengaruhi kepada pemilih pemula. Karena mereka melihat apa yang dilakukan orang tua maupun masyarakat dalam praktik politik uang menjelang pemilhan umum.
Ada langkah yang harus dilakukan oleh pemilih pemula dalam menanggulangi praktik politik uang yaitu pencegahan yang bisa mulai dari diri sendiri, berlanjut lingkungan keluarga dan kepada tetangga bahkan masyarkat luas.
“Kalau menghilangkan itu sulit, namun setidaknya mengurangi dan mencegah supaya tidak menjadi budaya yang turun termurun sehingga masa depan demokrasi Indonesia,” jelasnya dalam sosialisasi pendidikan politik dan demokrasi kepada pemilih pemula rumah pintar pemilu Kabupaten Jepara.
Di samping itu, perlu adanya kesadaran dari masyarakat dalam mengubah perilaku masyarakat dalam sistem pemilu.
Dari Sekolah
Sistem dan nilai demokrasi dapat dimulai dari sekolah melalui kegiatan pembelajaran mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Guru dapat menerangkan sistem demokrasi bagaimana menghargai sebuah perbedaan, tolerasi dan saling menghormati.
Dia menambahkan, nilai demokrasi senantiasa dan tetap dijalankan meskipun kegiatan pemilu sudah selesai. Supaya tidak ada perpecahan dengan masyarakat karena berbeda pilihan pada waktu pesta demokrasi.
Pihaknya berharap generasi pemilih pemula dapat menjalankan pesta demokrasi yang baik, tanpa ada gesekan maupun perpecahan dengan masyarakat.
Kepala SMK Fadlun Nafis Bangsri, Akhmad Efendi memberikan apresisasi kepada KPU Jepara yang sudah memberikan edukasi kepada muridnya. “Semoga kegiatan ini menjadi langkah konkrit untuk menjadi pemilih yang bijak tanpa ada praktik politik uang. Mulailah dari kalian!” harapnya. (mu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar