Bertempat
di ruang rapat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa
Tengah, dosen STAINU Temanggung, Hamidulloh Ibda mengajak puluhan PNS
Kesbangpol melek literasi media digital.
Menurut
dia kitab Alquran adalah kitab literasi karena perintah Tuhan pertama kali
kepada Nabi Muhammad adalah perintah membaca.
"Perintah
Tuhan pertama kali tidaklah bekerja, nikah, salat, apalagi korupsi, tapi iqra',
bacalah dan dengan kalam ini jelas-jelas adalah perintah literasi, bukan
menyuruh salat, makan, nikah apalagi korupsi," kata Ibda.
Jadi
katanya Alquran merupakan kitab literasi sebagai penyempurna kitab sebelumnya yaitu
Taurat, Zabur dan Injil.
"Di
Alquran perintah membaca ada 89 kali dan menulis 303 kali. Maka sesuai pilar
literasi yaitu baca, tulis dan arsip, puncak dari literasi adalah tulisan
karena ia akan abadi," ungkap penulis buku 'Sing Pening NUlis Terus' ini.
Dijelaskan
Ibda tradisi literasi menjadi solusi atas kondisi SDM dan bisa mendorong
akselerasi kualitas literat dan memberantas buta aksara, buta informasi dan buta
media di negeri ini. Sebab menurut dia, perkembangan zaman begitu pesat dan
hanya orang yang menguasai media digital yang akan berkuasa.
"Tantangan
kita, terutama abdi negara di Badan Kesbangpol asalah banjir informasi,
serangan hate speech, hoax dan fake news. Ada
sekitar 800 ribu situs penyebar hoax sampai akhir 2016. Lalu kita adalah jam'iyah
medsosiyah, pengguna aktif gawai tapi masih nggak paham cara menyeleksi,
mengakses dengan bijak dan mampu membedakan mana berita orisinil, dan mana
berita palsu," jelasnya.
Litesi
media digital menurut dia adalah bukan sekadar mengetahui jenis media daring,
siber atau online dan membedakannya dengan medsos. "Namun mampu memetakan,
mana media pers, blog dan mana website milik lembaga atau pemerintah. Sebab,
tidak semua situs itu bisa kita konsumsi," ujar dia.
Kegiatan bertajuk “Pendidikan dan Pelatihan Literasi
Media dan Jurnalisme Umum” ini berlangsung 2 hari, Rabu-Kamis (06-07/12/2017).
Pemateri
hari pertama Handoko Agung Saputra (Komisioner KIP Provinsi Jawa Tengah), Didit
Suryo (Timlo.net), Setyo Puji (Bengawan Institute) dan Hamidulloh Ibda (Serikat
Media Siber Indonesia (SMSI) Jateng).
Adapun
pemateri hari kedua Daryono (Tribun Solo) Hamidullah Ibda (SMSI), Muhammad
Dimas Saputro (Programmer UDINUS) dan Aldian (Bengawan Institute). (red)