Syarat Menulis ala Sastrawan: One Day One Poem - Soeara Moeria

Breaking

Minggu, 10 September 2017

Syarat Menulis ala Sastrawan: One Day One Poem



Jepara, SoearaMoeria.Com
Sastra Muda Jepara (Samudra) bekerja sama dengan KPP Pratama  Jepara menyelenggarakan Workshop Sastra dan Lomba Cipta Puisi yang dipusatkan di Kantor Pajak, Rabu (06/09/2017) pagi.

Dalam kegiatan yang diikuti oleh 90an peserta dari SMA sederajat dan mahasiswa itu menghadirkan 2 narasumber Udik Agus DW (ketua Dewan Kesenian Daerah Jepara) dan Sunardi KS, Sastrawan Jepara.

Udik Agus DW yang diberi kesempatan berbicara pertama membeberkan bahwa menjadi penulis itu harus pede dan tidak perlu ragu-ragu.

Udik yang juga Kepala SMAN 1 Jepara itu sering mendengar banyak penulis pemula yang masih kewalahan untuk memulai memulai. “Jika bingung untuk memulai ya langsung diakhiri,” guyonnya sembari disambut tawa peserta.

Selain pede, kata dia ada syarat yang lain. Menjadi penulis, salah satu syarat yang dijalankan Sunardi KS adalah one day one poem, sehari satu puisi.

“Ada one day one hadits, untuk penulis one day one poem,” katanya.

Kesempatan itu ia menjelaskan jika sehari menulis satu puisi maka dalam satu tahun punya 360 puisi. Cara lain yang bisa ditempuh penulis, masih lanjutnya ialah copy the master, meniru sang maestro. Misalnya, dirinya yang demen puisi karya Sapardi Joko Damono dan Chairil Anwar suatu ketika pernah membikin puisi menggabungkan 2 puisi sastrawan kenamaan itu.

Menulis adalah Proses
Menulis, hal utama yang harus dilakukan ialah menghargai proses. Sunardi KS, Sastawan kenamaan Jepara memberi contoh seorang yang belajar mengukir, agar ukirannya menjadi berkualitas perlu rajin belajar.

Begitu juga tatkala menulis puisi, urai lelaki yang lahir di tanah kelahiran Kartini, Mayong Jepara itu juga menyampaikan hal yang sama. “Saya pasti bisa,” begitu komitmen disertai belajar yang harus dipegang-pegang calon penulis.

Penulis kumpulan geguritan “Wegah Dadi Semar” itu juga mengutarakan teori Bambang Sadono (BS), mantan wartawan yang kini jadi politisi.

Calon penulis sebagaimana teori BS itu ibarat sebuah kendi jika ingin keluar isinya maka harus terus-menerus di isi. Membaca, sambung dia juga menjadi hal yang penting.

“Ingin pandai menulis puisi banyak-banyaklah membaca puisi beserta arti dan maksudnya,” tambahnya.

Pemenang Lomba
Setelah melalui penjurian berikut adalah nama-nama pemenang lomba menulis puisi bertema “Puisi Untuk Negeri”. Juara I Erika Ayu Amelia (Di Pangkuan Ibundaku) SMK 1 Wikrama, Juara II Ana Dian Diriyani (Denyut Nadi) Unisnu Jepara, Juara III Diyah Esti Cahyo Pertiwi (Dia yang Terlupakan) SMAN 1 Jepara.

Ditambah juara harapan I Miftahul Umam (Hari Penciptaan) UMK serta juara harapan II Aisyah (Bukan Hanya Pengaisan) dari MA Balekambang. (sm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar