Jepara, SoaearaMoeria.Com
KH Idris yang didawuhi untuk menjadi badal
Habib Luthfi karena berhalangan rawuh dalam acara Jateng Bershalawat di
Lapangan Mrican Mulyoharjo, Jepara, Kamis (24/08/2017) menyatakan bahwa jamiyyah
Nahdlatul Ulama (NU) tidak gampang goyah untuk tetap cinta terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“PBNU yang merupakan singkatan Pancasila, Bhinneka
Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 menunjukkan bahwa NU tetap cinta terhadap bangsa
dan negaranya,” katanya menyampaikan mauidlah sembari menyampaikan salam
dari Habib Luthfi.
Kiai asal Pati itu menjelaskan, bahwa kiai-kiai zaman
dulu sudah jelas-jelas cintanya kepada NKRI. KH Idris pun mencontohkan saat KH
Yasin Yusuf asal Blitar, Jawa Timur diaturi Presiden Soekarno tausiyah
di Istana menyampaikan bahwa orang Indonesia yang beragama Islam menerima
pancasila sebagai dasar Negara.
Patut diketahui juga, bahwa pesantren Mbah Muslim Imam
Puro Klaten, katanya bernama pesantren Pancasila Sakti. Contoh-contoh itu
sebutnya merupakan bukti bahwa kiai sangat cinta kepada bangsa dan negaranya.
Dalam kegiatan Jateng Bershalawat yang didukung
sepenuhnya oleh Pemrov Jawa Tengah itu, Kiai Idris juga menerangkan bahwasanya
ada nilai nasionalisme dalam pembacaan tahlil.
“Qulhuallahu ahad. Ini sejalan dengan sila
pertama ketuhanan yang maha esa,” jelasnya kepada ribuan jamaah yang memadati
lapangan Mrican, Mulyoharjo, Jepara.
Untuk sila kedua, sambungnya, pada saat dilafalkan la
ilaha illallah peserta tahlil beradab, punya etika. “Salah satu etika ialah
kopiahan, (mengenakan peci, red),” urainya.
Dalam majelis taklim yang juga dimeriahkan grup
shalawat Az Zahir pimpinan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf Pekalongan itu, Kiai
Idris menerangkan sila yang ketiga.
“Siapa pun boleh datang pada tahlilan. Agama apa pun
boleh tidak dilarang,” urainya yang didampingi Forkompinda Jepara dan Jawa Tengah.
Sila ke empat, kerakyatan, terangnya memilih pemimpin
tahlil ialah yang pantas dan tidak ada jamaah yang protes. “Sila lima keadilan,
setelah tahlil usai jamaah mendapat berkat semua,” terang Kiai Idris.
“Pancasila….”
“Jaya…! Jamaah dengan kompak menjawab seruan kiai.
“NKRI!”
“Harga mati,” pekikan suara itu menjawab seruan kiai
pertanda mauidlah yang diuraikannya telah usai. (sm)
No comments:
Post a Comment