Lawan Gadget dengan Permainan Tradisional - Soeara Moeria

Breaking

Minggu, 03 September 2017

Lawan Gadget dengan Permainan Tradisional



Kudus, SoearaMoeria.Com
Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Muria Kudus (UMK) mengadakan kegiatan unik bertajuk, “Pendampingan Penyediaan Taman Dolanan dan Alat Permainan Tradisional untuk Anak Berbasis Keunggulan Lokal Kudus,” belum lama ini.

Kegiatan itu dilaksanakan di dua tempat yaitu desa Rendeng dan desa Burikan dengan dihadiri banyak peserta.

Kegiatan itu dilatarbelakangi dengan sangat sedikit atau langkanya generasi muda melakukan permainan tradisional. Generasi muda khususnya anak-anak lebih suka main gadget daripada melakukan permainan tradisional. Padahal permainan tradisional memiliki filosofi dan  mempunyai nilai positif yang banyak.

Permainan tradisional dalam kategori dalam ruangan yang dilakukan meliputi dakon, ular tangga, bingo, siapa aku, cublak-cublak suweng, bekelan.

Sedangkan permainan tradisional kategori luar ruangan meliputi betengan, gobak sodor, singkongan, karet, engklek, bakiak dan egrang. Semua permainan tradisional itu diberi dimodifikasi dengan sentuhan inovasi budaya lokal kudus.

Kegiatan Pengabdian berbasis keunggulan lokal Kudus yang telah dilaksanakan di desa Rendeng dan Burikan Kudus tersebut mampu menggugah dan mengingatkan kembali akan asyiknya melakukan permainan yang sudah jarang lagi dimainkan.

Ibu-ibu peserta pendampingan mampu membuatkan sendiri alat-alat permainan dengan praktis dan ekonomis serta mampu memberikan nilai edukatif berbudaya lokal kudus.

“Antusias anak mengikuti permainan sangat tampak dari jumlah peserta yang ikut berpartisipasi, saat bermain mereka juga sambil belajar mengenal budaya lokal kudus, mulai dari tempat bersejarah, makanan khas, tradisi dan tokoh di Kudus,” tutur Imaniar Purbasari, M.Pd selaku ketua Tim pengabdian.

Sebagian besar anak menyukai jenis permainan tradisional dan mampu memainkan, meskipun beberapa permainan baru mereka kenal. Hasil pengabdian adalah Ibu-ibu PKK di desa Rendeng terlatih membuat alat permainan tradisi, anak-anak pun jadi aktif bermain di taman bermain tiap sore hari, di taman dolanan yang dapat dimanfaatkan kegiatan warga masyarakat menjadi kegiatan yang menyenangkan.
       
“Saya sangat senang mengikuti kegiatan ini. Kegiatan pelatihan permainan tradisional ini perlu dilestarikan dan semoga kegiatan ini dapat ditindaklanjuti dalam kegiatan hari besar nasional agar budaya bangsa berupa permainan tradisional ini tidak punah,” tutur Anita, selaku peserta pelatihan. (na)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar