![]() |
Ilustrasi : Google |
Semarang, SoearaMoeria.Com
Panglima TNI, Jenderal Gatot
Nurmantyo mengaku kagum dengan para ulama. Menurutnya, ulama asli Indonesia
santun dan berani serta mampu menggerakkan massa demi mendapatkan kemerdekaan.
Bahkan atas jasa ulama perumusan UUD 1945 dan Pancasila dapat diterima oleh
semua golongan.
Karena sejarah itulah, sang Jenderal
heran ketika ada fenomena yang mengaku ulama namun gerakannya akan mengganti
Pancasila. Padahal, Pancasila merupakan salah satu buah perjuangan para ulama
terdahulu.
“Jadi alangkah anehnya jika tiba-tiba
muncul ulama dengan pakaian ulama yang bahasanya ingin mengubah Pancasila.
Aneh. Saya katakan pasti itu bukan ulama Indonesia,” pada acara Tausiyah
Kebangsaan, di Tugu Muda, Semarang, Senin (14/08/2017) malam seperti
diberitakan detik.com.
Acara yang diselenggarakan dalam
rangka memperingati HUT RI ke-72 itu dipimpin ulama besar panutan, Habib
Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Tampak hadir tokoh-tokoh di Jawa Tengah
seperti Gubernur, Ganjar Pranowo dan Kapolda Jateng, Irjen (Pol) Condro Kirono.
Ulama-ulamaan
Hadir pula Ketua MUI Jawa Tengah KH
Ahmad Darodji, Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Romo Aloysius
Budi Purnomo Pr, Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman beserta ribuan jamaah yang
memadati Bundaran Tugu Muda.
Panglima TNI pun menduga ada ulama
luar negeri yang dibayar untuk merusak kondisi bangsa Indonesia. Kalau tidak,
orang Indonesia yang menjadi ulama-ulamaan.
“Ulama luar yang dibayar untuk
merusak Indonesia atau orang Indonesia yang pura-pura ulama, membohongi rakyat,
dibayar untuk merusak rakyat,” tegas Gatot.
Panglima pada kesempatan itu
bercerita tentang sejarah panjang kemerdekaan. Termasuk sejarah para ulama
menggerakkan santri-santrinya dalam berbagai peristiwa perjuangan bangsa.
Panglima juga menekankan agar para anggota TNI tidak “jumawa” karena TNI baru
lahir setelah Indonesia merdeka. (cep)
No comments:
Post a Comment