Ketua Umum
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. Said Aqil Siroj, MA menghadiri
acara puncak Haul al-Maghfurlah KH. M. Moenawwir bin Abdullah Rosyad ke-78
serta para Masyayikh dan Dzuriyyah Pesantren al-Munawwir, Krapyak Yogyakarta,
Kamis (09/03/17) malam.
Di tengah
gempuran kelompok tertentu yang memvonis bid'ah, dhalal, finnar, NU masih terus
meyakini kebenaran ajaran haul warisan para kiai terdahulu. "Alhamdulillah
kita masih terus mengadakan peringatan wafatnya para ulama dan awliya',"
kata Kiai Said Aqil.
Menurut
Kiai Said Aqil, para kiai tempo dulu melestarikan tahlil, selametan, dan
lainnya itu untuk mempertahankan budaya dan menguatkan Islam. "Mbah
Moenawwir, Mbah Ali Maksum, Mbah Zainal dan yang lain itu telah menguatkan
Islam dengan menjadikan budaya sebagai infrastruktur agama," urai Kiai
Said Aqil.
Kiai Said
menambahkan, Islam bukan hanya persoalan syari'ah dan akidah, namun juga agama,
kebudayaan dan peradaban. "Islam juga membangun karakter, akhlakul karimah
dan masyarakat yang maju," kata Kiai Said Aqil.
Nabi
Muhammad SAW hijrah ke Madinah karena ingin membangun budaya, menguatkan tanah
airnya. "Di atas tanah air yang kuat itulah Rasulullah menyebarkan Islam
ke seluruh dunia," kata alumni Krapyak tersebut.
Puncak
haul para masyayikh Pesantren Krapyak ini sebelumnya diramaikan dengan acara
seminar "Penguatan Ekonomi dan Usaha Pesantren", kompetisi esai,
Istima'il Qur'an di 14 majelis dan Takhtim al-Qur'an di Maqbaroh Dongkelan. (anw/ksf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar