
Jakarta, soearamoeria.com
Mustasyar PBNU KH
A. Mustofa Bisri mengaku resah terhadap watak masyarakat yang begitu
menyebarkan berita bohong. Dia juga mengaku sedih terhadap masyarakat yang
gampang terpengaruh berita bohong tersebut yang kadang-kadang bermuatan mengadu
domba.
"Kita seperti
kembali ke zaman Qabil dan Habil, memangsa sesama kita, masing-masing
memperlihatkan keganasannya," kata kiai yang akrab disapa Gus Mus, di
acara Mata Najwa, Jakarta, Rabu (04/01/17) sebagaimana dikabarkan Metronews.com.
Qabil dan Habil
merupakan putra Nabi Adam AS. Qabil adalah orang yang pertama kali melakukan
pembunuhan. Orang yang dibunuh Qabil adalah adik kandungnya sendiri, Habil.
Masih dikutip dari
berita tersebut, Menurut Gus Mus, berita bohong atau dikenal dengan hoax yang
berisi kebencian biasanya membawa sentiman suku, ras, agama, dan antar golongan
(SARA). Mirisnya, ramai masyarakat termakan berita fitnah itu.
Karena itu, Gus
Mus meminta masyarakat menjauhi fitnah. Dia berharap masyarakat Indonesia tetap
bersatu dan tak terpengaruh berita bohong. Terlebih kepada umat muslim.
"Orang islam
yang paling bertanggung jawab karena kita yang mayoritas. Kita tidak
memperlihatkan kegagahan kita sebagai mayoritas. Baik buruknya suatu negara
tergantung mayoritasnya," pungkas Gus Mus.
Karena maraknya
berita hoax, Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyatakan
haram perilaku membuat dan menyebarkannya. Pernyataan tersebut mengemuka pada
forum bahtsul masail yang diikuti para kiai NU di PBNU, Jakarta pada Kamis (01/12/16)
tahun lalu.
Bagi LBM PBNU
perilaku membuat dan menyebarkan berita hoax banyak sekali mudaratnya, yaitu
bisa menyebabkan tersebarnya kebencian dan permusuhan di kalangan masyarakat
dan lebih jauhnya bisa menyebabkan disintegrasi nasional.
“Seharusnya media
sosial menjadi sarana sliaturahim dan perekat persatuan, bukan kebencian dan
permusuhan,” ungkap salah seorang pantia forum bahtsul masail tersebut, H.
Sarmidi Husna.
Ia mengimbau
semakin canggihnya teknologi informasi seharusnya dibarengi dengan kemampuan
menyeleksi dan berita. (*)
Source : nu.or.id
No comments:
Post a Comment