Teatrikal Hari Bumi "Bumi Bertasbih" - Soeara Moeria

Breaking

Senin, 02 Mei 2016

Teatrikal Hari Bumi "Bumi Bertasbih"


Jepara, soearamoeria.com
Senin (25/04/16) selang satu hari dengan hari Kartini 21 April adalah hari bumi Internasional.  Hari Bumi sedunia ini merupakan hari pengamatan tentang bumi yang diperingati secara Internasional setiap tahunnya pada tanggal 22 April.

Diadakannya hari bumi tak lain bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan kesadaran manusia terhadap planet yang ditinggali oleh manusia saat ini yaitu bumi.

Namun yang disayangkan, peringatan dan perayaan Hari Bumi   belum banyak diketahui oleh kalangan masyarakat secara luas. Untuk itulah, Sebagai bentuk peduli lingkungan Yayasan  Miftahul Huda memperingati hari bumi dengan penanaman 1600 pohon dan membagikan pohon secara gratis ke masyarat  sekitar.

Hal ini bertujuan selain mengkampanyekan hari bumi juga untuk merangsang kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup yang semakin hari semakin rusak.

Selain itu pula agar para siswa dalam memperingati hari bumi tidak hanya bersifat seremonial belaka, maka Yayasan Miftahul Huda Raguklampitan, Batealit, Jepara ingin menyajikan yang berbeda melalui pesan treatikal drama dengan tema “Bumi Bertasbih” yang dibawakan oleh anak-anak kelas X IPS.

Upacara hari bumi di Yayasan MA Miftahul Huda ini juga dihadiri oleh Camat Batealit Bambang Lelono, bapak kodim  Koromo dan Sugiyanto dan perangkat desa setempat diwakili bu carik yaitu Mahmudah.

Dalam amanahnya Camat Batealit, Bambang Lelono menyampaikan beberapa point. Point pertama bahwa dalam  tata upacara kita mengenal dengan istilah “TUM dan TUS”. TUM adalah kepanjangan dari tata upacara militer, sedangkan TUM adalah tata upacara sipil.

Point kedua berkaitan hari bumi ia sangat terkesan dengan slogan-slogan yang telah terpapar di banner yang menyatakan “Manusia bisa hidup  tanpa emas tapi tidak dengan air”. Dari slogan tersebut jelas bahwa keberadaan air adalah hal yang paling urgen dalam kehidupan kita. Betapa tidak, air tidak bisa dibuat oleh manusia, oksigen pun semakin langka karena tidak adanya pepohanan yang tumbuh. Untuk itulah air menjadi harta benda yang lebih berharga dibanding lainnya.

Point ketiga mengenai pergeseran nilai-nilai hidup, karena semakin kompleksnya permasalahan remaja saat ini. Jika dahulu kenakalan remaja diidentikkan dengan perkelahian dengan tangan kosong, maka kini telah mulai menggunakan senjata tajam, clurit, potongan besi bahkan pistol untuk membunuh dan melenyapkan saingannya.

Dan yang paling marak saat ini banyak dijumpai pelajar yang sudah merokok, minuman keras (oplosan) bahkan ada yang menggunakan narkoba. Padahal yang kita tahu dalam jati diri seorang remaja ada tumpuan harapan bangsa yang akan datang.

Oleh karena itu, para remaja saat ini perlu dibantu menemukan dirinya sendiri dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka kearah yang baik dan terpuji.

Point keempat tentang dengan adanya peringatan hari bumi ini harus dijadikan ajang motivasi diri untuk selalu rajin belajar, mengasah kemampuan semaksimal mungkin, selalu menaati peraturan sekolah,karna generasi-generasi inilah yang akan menggantikan kader-kader pemimpin dimasa yang akan mendatang.

Dalam pendidikan formal semacam inilah bisa dijadikan ajang alternatif untuk mengembangkan dan merangsang pola pikir analisis peserta didik untuk memberikan dasar-dasar pemikiran secara logis, memurnikan dan meluruskan suatu hal yang salah atau menyimpang dari aturan bersama dan merangsang peserta didik untuk menemukan hal-hal baru yang dibutuhkan untuk menemukan dan memilih cara baru dan menjawab tantangan sesuai zamannya.

Point terakhir tentang sosialisasi pemilihan pilkada 14 Februari 2017 mendatang. Bambang Lelono menyampaikan kepada para siswa yang sudah berumur 17 tahun agar memberikan hak pilihnya jangan sampai golput. Karena pemilihan pilkada ini memakan biaya tidak sedikit. Yaitu mencapai 25,5 miliar rupiah. Jangan ada istilah “Gablos yak we Wek” yaitu sebuah istilah tidak nyoblos (memilih) jika tidak ada bayarannya.

Teatrikal Hari Bumi
Teater adalah media pembelajaran alternatif yang dapat membentuk karakter serta mental bangsa. Dalam pertunjukan teater drama ini berlangsung sekitar 40 menit dengan tema “Bumi Bertasbih” mengajak para audien untuk meraba kembali betapa pentingnya  menjaga bumi.

Dengan adanya teatrikal ini diharapkan mampu menggugah rasa audiens lewat adegan yang menggambarkan penderitaan orang-orang yang kesusahan karena keberadaan  air  yang kian hari makin menipis akibat tergerogoti oleh bermacam-macam kepentingan orang berduit yang berfikir dapat membeli semuanya dengan uang.  Berikut adalah sepenggal isi dari drama bertema “Bumi Bertasbih”


Kini pohon-pohon rindang telah hilang akibat penebangan secara liar, pembakaran hutan semakin membabi buta oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab, lahan-lahan, bebatuan dan gunung-gunung dihancurkan,diratakan untuk didirikan bangunan  mencakar langit.

Bumi ini berputar seperti jarum jam, dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dan dari tahun ketahun. Jika yang terjadi hanya ada manusia-manusia serakah, mengikiskan untung semata yang tidak berpikir akan akibat maka tungggulah kehancurannya.

Padahal yang kita tahu semua  alam raya di dunia ini selalu berdzikir, bertasbih mengagungkan Asma-Nya. Jerita alam adalah jeritan kita.

Airmata ini adalah airmata pohon
Air mata ini adalah air mata hutan
Airmata ini adalah air mata alam
Bumi bertasbih, matahari bertasbih
Angin bertasbih, awan pun bertasbih

Penanaman Pohon
Usai upacara dan teatrikal drama usai, kegiatan dilanjut dengan penanaman pohon. Sebelum kegiatan ini dibuka dengan pemberian tanaman secara simbolis kepada bapak camat, Bambang Lelono, bapak kodim  Koromo dan Sugiyanto dan perangkat desa setempat diwakili bu carik  Mahmudah.

Pohon merupakan sumber terbesar untuk kehidupan kita. Karena keberadaannya mampu menyerap air serta  memberikan  ruang oksigen untuk kita bernafas. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok seluruh makhluk hidup. Tanpa air makhluk hidup akan mati. Selain untuk kebutuhan hidup, air juga memiliki manfaat yang sangat banyak bagi manusia yaitu untuk keperluan sehari-hari semacam untuk minum,memasak, mencuci, mandi, menyiram tanaman, berwudhu, memandikan jenazah dan untuk kepentigan lainnya.

Pohon-pohon yang ditebang dengan asal-asalan akan berpengaruh pada ekosistem yang ada. Jika keseimbangan alam terganggu, dampaknya akan sangat dirasakan oleh manusia seperti banjir, tanah longsor, kelaparan, kekeringan, orang-orang pun akan mudah sakit, serta biaya sehat pun semakin mahal, menjadi akibat jangka panjang jika kebijakan tidak prolingkungan tetap dilakukan.

Untuk itulah dalam rangka memperingati hari bumi yayasan Miftahul Huda melakukan penanaman 1600 pohon dam membagikannya secara gratis kepada warga sekitar agar masyarakat bisa melek (red, peduli) lingkungan. Penanaman pohon ini dipusatkan di daerah sekitar madrasah dimulai dari depan gerbang madrasah sampai daerah Geneng. Jarak tempuhnya 1,5 km. Jenis tanaman yang ditanam adalah pohom trembesi, pohon sengon laut, pohon cemara dan pohon palm.

Harapan besarnya dengan acara semacam ini selain mengkampanyekan hari bumi juga untuk merangsang kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup yang semakin hari semakin rusak. Sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh peserta didik, para guru, staf karyawananya khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Kepala MA Miftahul Huda, Syakirin mengungkapkan “Publikasi semacam ini mesti terus dilakukan agar masyarakat mengerti pentingnya menjaga bumi ini. Masyarakat tidak pernah ribut dan mempermasalahkan ketika ada 100 pohon ditebang, tidak seperti saat harga BBM naik. Padahal fungsi pohon adalah untuk menyerap air dan menyediakan oksigen secara gratis. Bayangkan kalau kita harus beli oksigen untuk bernafas, sudah berapa biaya habis yang kita keluarkan?"

"Kita harus kembali ke ekosistem alami. Agar anak cucu kita bisa menikmati kekayaan alam yang indah ini tanpa bebas polutan,” Nur Rohman menambahkan. (Ulfatun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar