
Jepara, soearamoeria.com
Senin
(25/04/16) selang satu
hari dengan hari Kartini 21 April adalah hari bumi Internasional. Hari Bumi sedunia ini merupakan hari
pengamatan tentang bumi yang diperingati secara Internasional setiap tahunnya
pada tanggal 22 April.
Diadakannya hari bumi tak lain
bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan kesadaran manusia terhadap planet
yang ditinggali oleh manusia saat ini yaitu bumi.
Namun yang disayangkan, peringatan
dan perayaan Hari Bumi belum banyak
diketahui oleh kalangan masyarakat secara luas. Untuk
itulah, Sebagai bentuk peduli lingkungan Yayasan Miftahul Huda memperingati hari bumi dengan
penanaman 1600 pohon dan membagikan pohon secara gratis ke masyarat sekitar.
Hal ini bertujuan selain mengkampanyekan hari
bumi juga untuk merangsang kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup yang
semakin hari semakin rusak.
Selain itu pula agar para siswa dalam
memperingati hari bumi tidak hanya bersifat
seremonial belaka, maka Yayasan Miftahul Huda
Raguklampitan, Batealit, Jepara ingin menyajikan yang berbeda melalui pesan
treatikal drama dengan tema “Bumi Bertasbih” yang dibawakan oleh anak-anak
kelas X IPS.
Upacara hari bumi di Yayasan MA Miftahul Huda
ini juga dihadiri oleh Camat Batealit Bambang Lelono, bapak kodim Koromo dan Sugiyanto dan perangkat desa
setempat diwakili bu carik yaitu Mahmudah.
Dalam amanahnya Camat Batealit, Bambang Lelono menyampaikan
beberapa point. Point pertama bahwa dalam tata upacara kita mengenal dengan istilah “TUM
dan TUS”. TUM adalah kepanjangan dari tata upacara militer, sedangkan TUM
adalah tata upacara sipil.
Point kedua berkaitan
hari bumi ia sangat terkesan
dengan slogan-slogan yang telah terpapar di banner yang menyatakan “Manusia
bisa hidup tanpa emas tapi tidak dengan
air”. Dari slogan tersebut
jelas bahwa keberadaan air adalah hal yang paling urgen dalam kehidupan kita. Betapa tidak, air tidak bisa dibuat oleh manusia, oksigen pun semakin langka karena tidak adanya pepohanan yang tumbuh. Untuk itulah air menjadi harta benda yang lebih berharga dibanding lainnya.
Point ketiga mengenai
pergeseran nilai-nilai hidup, karena semakin kompleksnya permasalahan remaja
saat ini. Jika dahulu kenakalan remaja diidentikkan dengan perkelahian dengan
tangan kosong, maka kini telah mulai menggunakan senjata tajam, clurit, potongan besi bahkan
pistol untuk membunuh dan melenyapkan saingannya.
Dan yang paling marak saat ini banyak dijumpai
pelajar yang sudah merokok, minuman keras (oplosan) bahkan ada yang menggunakan narkoba. Padahal yang
kita tahu dalam jati diri seorang remaja ada tumpuan harapan bangsa yang akan
datang.
Oleh karena itu, para remaja saat ini perlu dibantu menemukan dirinya sendiri dan membantu
pertumbuhan dan perkembangan mereka kearah yang baik dan terpuji.
Point keempat tentang dengan
adanya peringatan hari bumi ini harus dijadikan ajang motivasi diri untuk
selalu rajin belajar, mengasah
kemampuan semaksimal mungkin, selalu menaati peraturan sekolah,karna
generasi-generasi inilah yang akan menggantikan kader-kader pemimpin dimasa
yang akan mendatang.
Dalam pendidikan formal semacam inilah bisa
dijadikan ajang alternatif untuk mengembangkan dan merangsang pola pikir
analisis peserta didik untuk memberikan dasar-dasar pemikiran secara logis,
memurnikan dan meluruskan suatu hal yang salah atau menyimpang dari aturan
bersama dan merangsang peserta didik untuk menemukan hal-hal baru yang
dibutuhkan untuk menemukan dan memilih cara baru dan menjawab tantangan sesuai
zamannya.
Point terakhir tentang
sosialisasi pemilihan pilkada 14 Februari 2017 mendatang. Bambang Lelono
menyampaikan kepada para siswa yang sudah berumur 17 tahun agar memberikan hak
pilihnya jangan sampai golput. Karena pemilihan pilkada ini memakan biaya tidak sedikit. Yaitu mencapai 25,5
miliar rupiah. Jangan ada istilah “Gablos
yak we Wek” yaitu sebuah istilah tidak nyoblos (memilih) jika tidak ada
bayarannya.
Teatrikal Hari Bumi
Teater adalah media pembelajaran alternatif yang dapat membentuk
karakter serta mental bangsa. Dalam
pertunjukan teater drama ini berlangsung sekitar 40 menit dengan tema “Bumi
Bertasbih” mengajak para audien untuk meraba kembali betapa pentingnya menjaga
bumi.
Dengan adanya teatrikal ini diharapkan mampu menggugah rasa audiens lewat adegan yang
menggambarkan penderitaan orang-orang yang kesusahan karena keberadaan air
yang kian hari makin menipis akibat tergerogoti oleh bermacam-macam
kepentingan orang berduit yang berfikir dapat membeli semuanya dengan uang. Berikut adalah sepenggal isi dari drama
bertema “Bumi Bertasbih”
Kini pohon-pohon
rindang telah hilang akibat penebangan secara liar, pembakaran hutan semakin membabi buta oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab, lahan-lahan, bebatuan dan gunung-gunung dihancurkan,diratakan untuk didirikan
bangunan mencakar langit.
Bumi ini
berputar seperti jarum jam, dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dan dari
tahun ketahun. Jika yang terjadi hanya ada manusia-manusia serakah, mengikiskan
untung semata yang tidak berpikir akan akibat maka tungggulah kehancurannya.
Padahal yang
kita tahu semua alam raya di dunia ini
selalu berdzikir, bertasbih mengagungkan Asma-Nya. Jerita alam adalah jeritan kita.
Airmata ini
adalah airmata pohon
Air mata ini
adalah air mata hutan
Airmata ini
adalah air mata alam
Bumi
bertasbih, matahari bertasbih
Angin
bertasbih, awan pun bertasbih
Penanaman Pohon
Usai upacara dan teatrikal drama usai,
kegiatan dilanjut dengan penanaman pohon. Sebelum kegiatan ini dibuka dengan
pemberian tanaman secara simbolis kepada bapak camat, Bambang Lelono, bapak
kodim Koromo dan Sugiyanto dan perangkat
desa setempat diwakili bu carik
Mahmudah.
Pohon merupakan sumber terbesar untuk kehidupan
kita. Karena keberadaannya mampu menyerap air serta memberikan
ruang oksigen untuk kita bernafas. Air merupakan salah satu
kebutuhan pokok seluruh makhluk hidup. Tanpa air makhluk hidup akan mati.
Selain untuk kebutuhan hidup, air juga memiliki manfaat yang sangat banyak bagi
manusia yaitu untuk keperluan sehari-hari semacam untuk minum,memasak, mencuci,
mandi, menyiram tanaman, berwudhu, memandikan jenazah dan untuk kepentigan lainnya.
Pohon-pohon yang ditebang
dengan asal-asalan akan berpengaruh pada ekosistem yang ada. Jika keseimbangan
alam terganggu, dampaknya akan sangat dirasakan oleh manusia seperti banjir, tanah
longsor, kelaparan, kekeringan, orang-orang pun
akan mudah sakit, serta biaya sehat pun semakin mahal, menjadi akibat jangka
panjang jika kebijakan tidak prolingkungan tetap dilakukan.
Untuk itulah dalam rangka
memperingati hari bumi yayasan Miftahul Huda melakukan penanaman 1600 pohon dam
membagikannya secara gratis kepada warga sekitar agar masyarakat bisa melek (red, peduli)
lingkungan. Penanaman pohon ini dipusatkan di daerah sekitar madrasah dimulai dari
depan gerbang madrasah sampai daerah Geneng. Jarak tempuhnya 1,5 km. Jenis
tanaman yang ditanam adalah pohom trembesi, pohon sengon laut, pohon cemara dan
pohon palm.
Harapan besarnya dengan acara semacam ini selain
mengkampanyekan hari bumi juga untuk merangsang kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan hidup yang semakin hari semakin rusak. Sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh peserta didik, para guru, staf karyawananya khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Kepala MA Miftahul Huda, Syakirin mengungkapkan “Publikasi
semacam ini mesti terus dilakukan agar masyarakat mengerti pentingnya menjaga
bumi ini. Masyarakat tidak pernah ribut dan mempermasalahkan ketika ada 100 pohon
ditebang, tidak seperti saat harga BBM naik. Padahal fungsi pohon adalah untuk
menyerap air dan menyediakan oksigen secara gratis. Bayangkan kalau kita harus
beli oksigen untuk bernafas, sudah berapa biaya habis yang kita keluarkan?"
"Kita harus kembali ke
ekosistem alami. Agar anak cucu kita bisa menikmati kekayaan alam yang indah
ini tanpa bebas polutan,” Nur Rohman menambahkan. (Ulfatun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar