Ilustrasi : Google |
Jepara, soearamoeria.com
KH. Muadz Thohir yang merupakan sahabat karib almahrum KH.
Abdurrahman Wahid didaulat untuk berbicara dalam Haul Gus Dur
ke-6 berlangsung di Masjid Arrobbaniyyin Kampus Unisnu Jepara, Kamis (14/01/16)
malam.
Dalam kegiatan bertajuk "Mengenang Gus Dur dan
Pluralisme Agama" kiai yang kerap disapa Gus Muadz ini menerangkan bangsa
Indonesia wajib memperingati Haul Gus Dur jika tidak ia menyebutnya
"keterlaluan".
"Di Irak ada Haul Gus Dur. Di Brunei dan Malaysia juga
ada peringatan Gus Dur. Sehingga jika kita tidak menghauli Gus Dur itu
"keterlaluan"," jelasnya.
Kegiatan Haul yang dikemas ala pengajian ini A'wan
PBNU menyatakan KH Abdurrahman Wahid
merupakan sosok yang "kontroversial" baik secara keilmuwannya maupun
ibadahnya.
Kiai asal Pati Jawa Tengah ini menyontohkan shalat yang
ditunaikan Gus Dur tidak sama yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Sebab
mantan Presiden RI ini menurutnya pernah mempunyai riwayat ususnya pernah
dipotong hingga 22 cm. Hingga tambahnya ia (Gus Dur, red) tidak mampu
menunaikan shalat layaknya orang awam. Tetapi dirinya meyakini Gus Dur tetap
menunaikan shalat.
Membaca
Dalam hal intelektual, Gus Muadz menyebut Gus Dur
merupakan sosok yang kutu buku. Setiap ada buku baru ia mesti membacanya.
Bahkan ketika penglihatannya mulai terganggu banyak kerabat Gus Dur yang
diminta untuk membacakan buku meski hanya judul dan pendahuluannya saja.
"Ini tidak lepas dari kedalaman pemahaman beliau
sewaktu masih muda banyak membaca literatur sehingga buku terbaru pun sudah
bisa dipahami meski hanya judul dan pendahuluan saja," tuturnya.
Gus Dur muda kenangnya beda dengan kebanyakan pemuda yang
lain. Dibeberkannya dalam semenit Gus Dur mampu mendaras seribu kata. Padahal
sekelas orang jenius hanya mampu membaca 250-500 kata. "Saya hanya bisa
membaca 150-200 kata per menit. Kalau Gus Dur membacanya cepat,"
tandasnya.
Ia pun ingat betul akan petuah Gus Dur bahwa perintah
membaca yang termaktub dalam Al-Quran tidak menyebut spesifikasi buku yang
dibaca.
"Kita mesti membaca apa saja. Bisa buku, maupun
lingkungan maupun membaca alam," urainya.
Ia menegaskan sebelum membaca orang lain, kita dituntut
untuk membaca diri kita masing-masing. Sebelum menyalahkan orang lain kita
mesti menyalahkan diri sendiri. "Lihatlah orang lain dari sisi positifnya
jangan melihat dari hal negatifnya," lanjutnya.
Bagi dia, Gus Dur merupakan sosok yang sederhana, sosok
yang menghargai perbedaan dan masih banyak titel yang disandang oleh guru
bangsa ini. Mulai politisi, kiai dan ilmuwan.
Ia menambahkan Gus Dur tidak pernah mempunyai beban
meskipun dengan orang yang membencinya sekalipun. Gus Dur meyakini orang yang
tidak cocok lama-lama kelamaan akan menjadi cocok.
Dengan banyaknya yang sudah dilakukan Gus Dur ketika ia
dipanggil sang pencipta semuanya menangis baik muda dan tua semuanya menangis.
Hal lain ditambahkan Lutfi Rahman, Pembina Jaringan
Gusdurian Jepara menilai Gus Dur merupakan guru dan inspirator yang gagasannya
layak dikembangkan dan dipraktikkan.
Gus Dur masih menurutnya adalah tokoh plural yang
menyatukan seluruh elemen bangsa. Sehingga tak salah hingga kini yang berziarah
ke makam Gus Dur dari berbagai elemen agama.
H. Anas Arbaani, Wakil Ketua PCNU Jepara dalam
sambutannya mewakili PCNU Jepara dengan haul Gus Dur merupakan upaya untuk nguri-nguri semangat
yang pernah digelorakan Gus Dur.
Subchan Zuhri, Sekretaris IKA PMII Jepara menyampaikan
meski Gus Dur meninggal namun seolah-olah tidak pernah mati dan
"selalu hidup". Terbukti dengan pemikiran-pemikirannya terus dikaji
hingga sekarang.
"Saat ini kita (generasi muda, red) mesti membaca
literatur, mengkaji pemikiran Gus Dur dan mempraktikkan apa yang
menjadi cita-cita Gus Dur di tengah-tengah masyarakat," pungkas komisioner
KPU Jepara yang demen membaca intisari-intisari Gus Dur. (qim)
Gus Dur is the best. disebut wali oleh mahfud md juga. Ini buktinya: Kisah Gus Dur Dipanggil Sunan Gunung Jati
BalasHapustravel bus juga menyebut gus dur wali kang.
Hapus