Model Baju Batik Warna Alami Ramah Lingkungan - Soeara Moeria

Breaking

Senin, 21 Desember 2015

Model Baju Batik Warna Alami Ramah Lingkungan


Jepara, soearamoeria.com
Siswa SMK Walisongo Pecangaan Jepara memamerkan karya dalam momen Pameran Tugas Akhir yang berlangsung di halaman sekolah, Rabu-Kamis (16-17/12).

Beberapa karya dipamerkan siswa kelas XII. Untuk jurusan Desain dan Kriya Tekstil Batik Warna alami, jurusan Teknik Komputer dan Jaringan alat ukur tinggi badan digital serta jurusan Teknik Kendaraan Ringan memamerkan kunci pintar anti maling.

Selain memamerkan karya kelas XII. Siswa kelas X dan XI juga memamerkan produk wirausaha, produk KIR dan seni budaya. Unit lain di Yayasan Walisongo MTs dan MA Walisongo juga membuka stand memamerkan karya-karyanya. Juga tak ketinggalan BSM Cabang Jepara juga turut membuka stand.

Sebagai salah satu yang dipamerkan, batik dengan pewarnaan alami menurut April Pujiastuti karena dianggap ramah lingkungan. Mengapa tidak? Banyak batik yang beredar di pasaran menggunakan bahan pewarnaan sintesis.

Tetapi bagi siswa-siswi SMK Walisongo tidak demikian. Mereka menggunakan daun mangga, daun jambu klutuk, kepelan limbah kayu dan akar pace untuk pewarnaan.

Dipilihnya pewarnaan alami itu menurut Waka Kesiswaan selain ramah lingkungan juga aman jika batik di pakai dan tidak berbahaya. Nah, karenanya batik ramah lingkungan itu harus dipopulerkan di dunia pendidikan.

Dalam pameran pihaknya memamerkan sekitar 40an produk. Motif yang dibuat kata jebolan ISI itu terinspirasi dari kota ukir. “Ada motif ukir, kura-kura, biota laut, macan kurung serta durian,” kata April disela-sela kegiatan.

Batik pewarnaan alami masih menurut dia memiliki keunggulan karena prosesnya rumit warna juga tak cepat pudar. Hal itu dilakukan juga bagian mempertahankan warisan nenek moyang. Untuk harga juga dua kali lipat dengan batik warna sintesis.

Sebagai pengembangan dari Unit Produksi (UP) jurusan kriya tekstil terus digenjot untuk menghasilkan karya yang berkualitas dan layak jual di pasaran.

Nur Yadi, Kasi SMA/ SMK Disdikpora Jepara mengapresiasi siswa yang inovatif dan kreatif. Harapannya produk yang dibuat benar-benar layak jual. Ardana Himawan, Kepala SMK Walisongo menambahkan pameran karya merupakan implementasi kompetensi yang dipelajari selama ini. Karya yang dibuat selain sebagai proses dan media pembelajaran juga pengembangan unit produksi.

Unit produksi yang strukturnya di bawah jurusan harapannya tidak melenceng dari kompetensi yang dipelajari. “Misalnya jurusan kriya tekstil membikin batik warna alami,” sebut Ardana.

Dengan kegiatan pihaknya berharap siswa semakin inovatif, berlanjut dan terus berkembang. “Masukan dan saran dari masyarakat juga kami harapkan demi meningkatkan kualitas produk-produk kami,” pungkasnya. (qim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar