Serunya Teater Kolosal Hari Pahlawan - Soeara Moeria

Breaking

Jumat, 27 November 2015

Serunya Teater Kolosal Hari Pahlawan

Jepara, soearamoeria.com
Hari Pahlawan merupakan hari bersejarah bagi negeri kita Indonesia. Pada saat itulah kita mengenang jasa para pahlawan yang telah bersedia mengorbankan harta, nyawa bahkan para pejuang pun siap bertempur mati-matian untuk melawan tentara Jepang di Surabaya demi memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa pejuang, setiap 10 November kita warga Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Sayangnya, saat ini para generasi muda seringkali melupakan hari-hari bersejarah di tanah air kita ini. Rasanya mutu peringatan itu menurun dari tahun ke tahun. Kita sudah makin tidak menghayati makna hari pahlawan. Peringatan yang kita lakukan sekarang cenderung bersifat seremonial belaka.

Untuk itulah, peringatan hari pahlawan di Yayasan Miftahul Huda Raguklampitan, Batealit, Jepara ingin menyajikan yang berbeda. Lewat teaterikal kolosal yang dibawakan oleh anak-anak kelas XII IPS mereka ingin menampilkan makna sebuah perjuangan yang sudah dilakuan oleh para pejuang-pejuang terdahulu demi mempertahankan NKRI.

Tentu hal ini dengan harapan peringatan hari pahlawan tidak menjadi seremonial belaka tapi lebih dari itu, anak-anak bisa mengambil teladan dari pertunjukan kala itu  dari sifat pahlawan seperti keberanian dalam membela kebenaran, keperkasaan, kerelaan berkorban, kesatriaan dan yang terpenting yakin akan Pertolongan Allah SWT.

Kita merayakan Hari Pahlawan untuk mengenang jasa para pejuang pada masa silam yang telah berjuang demi bangsa kita, Indonesia. Para penjajah Jepang datang dengan sangat kejam menghantam rakyat Indonesia. Penjajah yang menjajah sanubari rakyat Indonesia, yang menjajah seluruh jiwa dan raga rakyat Indonesia tanpa peduli pedih dan sakitnya hati dan fikirannya. Yang mereka inginkan adalah merampas semua hak-hak secara paksa.

Dengan senjata tentara Jepang memporak-porandakan rakyat dengan tidak manusiawi dan ketidakadilan. Mereka melakukan semaunya tanpa hati menindas para rakyat yang tak begitu berdaya, adu fisik tanpa menyesal, menendang tanpa perasaan, mereka memperbudak rakyat Indonesia dengan senjatanya, seakan mereka tak memiliki mata hati,  Isak tangis tidak dipedulikan bahkan mereka berani dengan lantang dan tanpa malu mengibarkan bendera mereka. Tentara Jepang mengelilingi mereka, rakyatpun histeris ketakutan.

Namun, ketika rakyat indonesia jatuh sejatuh-jatuhnya, nampaknya ada secercah cahaya menyelimuti hati para pejuang-pejuang sejati. Datanglah seorang pemuda yang bernama Bung Tomo dengan gagah berani dan dengan keras semangatnya berpidato ditengah-tengah kawanan rakyat. Ia melakukan hal ini hanya untuk membakar semangat rakyat untuk terus berjuang berjuang demi negeri in agar kain merah putih tetap berkibar dimuka bumi ini.

Para Pahlawan datang dan melawan tentara Jepang bersama rakyat sampai titik darah penghabisan. Saat itu pahlawan  kita hanya mempunyai beberapa pucuk senjata api, selebihnya para pejuang menggunakan bambu runcing. Namun para pejuang kita tak pernah gentar untuk melawan penjajah. Perjuangan Bung Tomo yang mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya radionya yang menyatakan bahwa lebih baik hancur lebur daripada tidak merdeka.  

Penjajah kalah dan mundur. Para pahlawan dan rakyat semua terluka dengan susah payah mereka bangkit untuk mengganti bendera Jepang dan mengibarkan bendera merah putih. Perjuangan para pahlawan untuk mengusir penjajah, untuk membangun bangsa Indonesia adalah mutiara yang takkan pernah hilang makna dan sejarahnya. Kita sekarang nyenyak di sini tak lepas dari perjuangan pahlawan, seandainya ketika itu tidak ada perjuangan mereka, mungkin kita tidak akan bisa menikmati sebuah kemerdekaan.

Kita sebagai pemuda tentunya wajib meneruskan perjuangan para pahlawan bangsa, bagaimana seperti kita ketahui pahlawan kita telah berjuang sekuat jiwa, raganya demi membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan. Kita dapat merasakan bagaimana pahlawan sangat berjasa untuk negara ini.

Pahlawan telah mengorbankan harta dan bahka nyawa mereka. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya telah menjadi bukti bahwa mereka berjuang atas nama Nasionalisme.

Pentas ini ditutup dengan menyanyikan gugur bunga, semua peserta upacara bercucuran air mata merasakan perjuangan para pahlawan Indonesia.

Betapa hatiku takkan pilu/ Telah gugur pahlawanku / Betapa hatiku takkan sedih/ Hamba ditinggal sendiri / Siapakah kini pelipur lara nan setia dan perwira/ Siapakah kini pahlawan hati/ Pembela bangsa sejati telah gugur pahlawanku/ Tunai sudah janji bakti/ Gugur satu tumbuh seribu / Tanah air jaya sakti/ Gugur bungaku di taman hati/ Di haribaan pertiwi/ Harum semerbak menambahkan sari/ Tanah air jaya sakti.

Dalam amanahnya Solikin menyampaikan bahwa setiap orang harus berjuang untuk menjadi pahlawan. Karena itu, hari pahlawan tidak hanya pada 10 November saja, tetapi berlangsung setiap hari dalam hidup kita. Setiap hari kita berjuang paling tidak menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri.

Artinya, kita menjadi warga yang baik dan meningkatkan prestasi dalam kehidupan masing-masing. Tugas kita saat ini adalah memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman dengan caramelanjutkan perjuangan para pahlawan dengan berbagai macam cara yang positif. Misalnya, selalu mengikuti pelaksanaan upacara di sekolah dengan tertib, belajar denga tekun agar suatu hari nanti kita bisa memberikan sesuatu yang berguna untuk bangsa Indonesia.

"Meneruskan perjuangan para pahlawan itu dengan mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Sekarang ini berjuang bukan dengan senjata tapi dengan pikiran. Dengan pertunjukan teater ini diharapkan peserta didik dari RA-MI-MTs dan MA Miftahul Huda bisa sadar diri  sehebat apapun bangsa Indonesia, tidak akan berarti dan tak dapat dikatakn sebagai bangsa yang besar apabila tidak menghargai jasa para pahlawan," Kepala Sekolah MA Miftahul Huda, Syakirin menambahkan. (Ulfatun)

--------------------------------
Kirimkan tulisan anda berupa reportase, artikel/ opini, resensi, cerpen dan puisi ke : soearamoeria@yahoo.co.id. Sertakan ilustrasi/ foto yang sesuai dengan isi tulisan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar