Kementerian
Sosial Indonesia dalam rangka mengurangi kemiskinan di Indonesia terus berupaya
dengan beragam cara. Dalam hal itu Kementerian Sosial (Kemensos) berencana
menambah satu Dirjen lagi yang mengurusi masalah fakir miskin. Ikhtiar-ikhtiar
yang dilakukan oleh pemerintah itu tidak lain untuk menangkal kadal faqru an yakuna kufran. Kemiskinan
mengantarkan orang kepada kekufuran.
Hal
itu diuraikan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa saat memberikan sambutan
dalam Pelantikan PC Muslimat NU Jepara bertempat di Pendopo kabupaten Jepara,
Ahad (22/11/15).
Selain
beragam upaya yang ditempuh pemerintah kepada ratusan Muslimat NU yang hadir
juga didorong untuk menguatkan perekonomian jamiyyah
(organisasi).
“Jangan
sampai saya mendengar ibu-ibu Muslimat yang jualan di pasar dan terlilit
masalah utang kemudian meminjam uang kepada rentenir. Apapun alasannya jelas
tidak boleh,” katanya.
Sehingga
menurut Ketua Umum PP Muslimat NU itu menjadi Muslimat menjaga keberkahan lahir
dan bathin. Caranya dengan menguatkan koperasi milik Muslimat NU. “Majelis
taklim yang ada di Ranting perlu adanya koperasi,” harap perempuan 50 tahun
ini.
Harapan
yang dilontarkan ibu 3 anak itu sesuai dengan sebuah ayat wajahidu biamwalikul fi sabilillah. Alhasil sesuai ayat itu tidak
lain ialah perintah untuk jihad bil maal.
Khofifah
menambahkan di Kementeriannya ada program Kelompok Usaha Bersama (Kube),
kelompok usaha yang terdiri dari 20 anggota yang memperoleh hibah 20 juta.
Program itu lanjutnya perlu direspon oleh Muslimat.
Jika dakwah bil maal beres maka dakwah bil hal (perilaku) serta dakwah bil lisan (mauidloh) juga
selesai. Memaksimalkan ketiga dakwah tersebut merupakan bagian dari hablun minannas (berbuat baik terhadap
sesama).
Tugas Berat
Ia menambahkan
dirinya prihatin kasus
pornografi
yang merebak di bangsa ini. Salah satu penyebab dari laku
pornografi
ialah banyaknya foto, tulisan maupun video yang tidak
senonoh
yang di upaload di internet. Ternyata kita (Bangsa Indonesia,
red)
mencapai 70 % di seluruh dunia sebagai pengapload/ pemasang
hal-hal
yang tidak senonoh itu.
Tidak
hanya pornografi yang merebak. Kekerasan di sekolah yang
disinyalir
banyak dilakukan oleh “oknum” guru di tambah kekerasan pada
anak
yang dilakukan oleh ibu kandung menjadi sejumlah rentenan masalah
yang
di hadapi.
Karena
itu, ia mengajak orang tua yang sementara tidak aktif di organisasi untuk bareng-bareng ngaji dengan Muslimat.
Untuk bareng-bareng istighotsah bareng
Muslimat. “Ayo ngaji bareng-bareng Muslimat!” seru perempuan kelahiran Surabaya
1965 ini.
Seruan
yang disampaikannnya itu bukan tanpa sebab. Informasi yang ia
sitir
dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) bahwa ibu kandung yang
melakukan
tindak kekerasan terhadap anak karena depresi dan setres. “Sehingga ini menjadi
PR kita bersama,” katanya.
“Kita
membaca burdah dan qur’an tambah seneng apa tambah susah? tanya Khofifah.
Usai
mendengar jawaban dari ibu-ibu muslimat ia menyitir sebuah ayat
ala bidzikrillahi tatmainnul qulub. Meski kita
(Muslimat NU, red)
tidak
mampu membantu masalah saudara-saudara kita. Misalnya urusan
utang-piutang,
tetapi lewat spiritual harapannya bisa meringankan
beban
mereka. (qim)