Gus Mus: Islam Agama Yang Mudah Kenapa Harus Dipersulit - Soeara Moeria

Breaking

Senin, 12 Oktober 2015

Gus Mus: Islam Agama Yang Mudah Kenapa Harus Dipersulit

Foto : Google

Pati, soearamoeria.com
Mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Mustofa Bisri menegaskan bahwasanya Islam itu mudah sehingga jangan dipersulit. Demikian diuraikannya dalam Suluk Maleman; Islam Dulu dan Islam Kini yang berlangsung di Rumah Adab Indonesia Mulia, Jalan Diponegoro No. 94 Pati, Jum’at (9/10) malam.

Terkait Islam itu mudah, sayyidatina Aisyah, tutur Gus Mus pernah mengajarkan innadina yusrun, sesungguhnya agama itu mudah. Dalil lain tentang mudahnya dalam beragama yuridullahu bikumul yusra wala yuridu bikumul usr.

Pengasuh pesantren Raudlatut Thabilien Rembang ini pernah mengingatkan seorang yang berkonsultasi dengannya lantaran menurun si fulan shalat itu susah. Banyak lafal-lafal yang susah dihafalkan.

Kemudian hal ini dibantahnya misalnya ketika shalat hanya bisa mengucapkan takbir, menurutnya tidak jadi soal. Apalagi dengan tegas Allah menyebut semampunya. 

Beragama lanjut kiai asal Rembang ini sebenarnya sudah sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Misalnya soal hormat kepada tetangga, menghormati orang yang lebih tua maupun hormat kepada yang muda.

Agar beragama tidak salah jalur, menurutnya abd (hamba) harus mengenal Allah. Kenalnya abd kepada khaliq (pencipta) tujuannya tidak lain untuk menyenangkan Allah.

Dalam kegiatan rutin yang dihadiri ratusan jamaah ini menyenangkan Allah dan menyenangkan diri perlu dibedakan. Suatu ketika seorang sepulang haji pamer kepadanya lantaran bisa mencium hajar aswad.

“Mencium hajar aswadmu untuk menyenangkan dirimu apa menyenangkan Allah?” tanya Gus Mus kepada si Haji.

Mendengar cerita si Haji Gus Mus pun mengkritik dirinya mencium hajar aswad hanya perkara yang sunah tetapi jika caranya dengan menyentang/ menyikut banyak jamaaah jelas dilarang Allah SWT.

Sehingga dibanyak kitab salaf, bab perdana yang kerap dibahas tak lain ialah tentang mengenal Allah. Kiai yang juga menjadi budayawan ini mengungkapkan dalam beragama jangan tebang pilih hanya memilih berjenggot dan bersorbannya tetapi akhlak mulia Nabi tidak ditiru sama sekali. Jika demikian, ia menyebut yang prinsip ditinggalkan dan semestinya tidak prinsip malah diagung-agungkan. “Allah tidak butuh ibadah kita. Tetapi kita yang butuh Allah,” lanjutnya.

Dalam kesempatan ini juga hadir Abdul Hadi WM Budayawan, Ilyas Akademisi dan Anis Sholeh Baasyin shohibul bait sekaligus pimpinan Orkes Puisi Sampak GusUran. (qim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar