Gejala Diabetes pada Anak - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 04 Juli 2015

Gejala Diabetes pada Anak

Foto: Google

Gejala Diabetes–Semangat pagi soearamoeria.com, apakabar, semoga selalu sehat dan tetap bugar tiap hari. Masih tentang diabetes. Kali ini kita akan bahas tentang tips agar tubuh tetap sehat dan bugar untuk penderita penyakit diabetes melitus.

World Diabetes Foundation menyarankan untuk mencurigai diabetes pada anak jika mengalami gejala klinis khas 3P dan kadar gula darah tinggi di atas 200 mg/dl. Gejala 3P adalah Polifagi (sering makan karena rasa lapar yang berulang), Polidipsi (sering minum karena rasa haus yang berulang), dan Poliuri (sering kencing termasuk mengompol pada malam hari pada anak yang biasanya sudah tidak mengompol).

Gejala lainnya dapat pula berupa kesemutan, lemas, luka yang sukar sembuh, atau pandangan kabur. Penyakit diabetes yang dialami oleh anak-anak terdiri dari dua tipe diabetes tipe 1 (Diabetes 1) dan diabetes tipe 2 (Diabetes 2).

Anak dikatakan menderita Diabetes 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus), jika tubuhnya memerlukan pasokan insulin dari luar sepenuhnya karena sel-sel pancreas tidak mampu memproduksi hormon insulin. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh factor genetik dan juga factor pencetus lainnya.

Diabetes tipe 1 pada anak memerlukan pengobatan dengan injeksi insulin. Insulin diberikan untuk mengatasi komplikasi akut, mencegah kematian dini, mengurangi risiko terjadinya komplikasi kronis, dan mendukung aktivitas keseharian anak. Anak diabetes harus mendapat injeksi insulin seumur hidup dalam kondisi apapun.

Sedangkan Diabetes tipe 2 (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus) terjadi jika pasokan insulin di pancreas tidak mencukupi sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan pengiriman glukosa ke seluruh sel tubuh, namun penderitanya tidak tergantung sepenuhnya pada pasokan insulin dari luar.

Sekitar 90 persen kasus diabetes adalah Diabetes tipe 2. Umumnya Diabetes tipe 2 tidak disertai dengan gejala yang spesifik, sehingga banyak penderita tidak menyadarinya.

Selama ini, banyak yang menganggap Diabetes tipe 2 hanya diderita oleh mereka yang berusia lanjut, padahal Diabetes tipe 2 dapat menyerang remaja bahkan anak-anak. Gaya hidup yang tidak sehat dan kegemukan menjadi factor utama penyebab terjadinya Diabetes 2.

Diabetes/ kencing manis pada anak dapat menyebabkan komplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut yang dapat berujung pada kematian pasien adalah hiperglikemi karena diabetes belum diobati serta hipoglikemi karena pengobatan yang berlebihan. Komplikasi kronis adalah kelainan pembuluh darah besar di jantung dan otak atau pun pembuluh darah kecil pada mata, ginjal, dan serabut saraf.

Hiperglikemi dapat menyebabkan anak selalu lapar, sering kencing, dehidrasi, lemah, kejang, penurunan kesadaran, dan meninggal mendadak. Hipoglikemi sering membuat anak emosional, lelah, keringat dingin, pingsan, dan kerusakan sel permanen sehingga mengganggu fungsi organ dan proses tumbuh kembang anak.

Penyakit jantung koroner, gagal ginjal, kebutaan, mati rasa, atau meninggal di usia dewasa muda merupakan komplikasi kronis diabetes yang biasanya terjadi setelah anak jadi remaja.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah si kecil dari diabetes, di antaranya: menerapkan pola hidup sehat, mengatur pola makan yang seimbang dan tidak berlebihan gula, kurangi makanan junk food dan minuman bersoda, dan ajarkan si kecil untuk rutin berolahraga secarateratur. Dan jika perlu, gunakan ramuan herbal   untuk pencegahan.

Yang tidak kalah penting adalah para orang tua perlu memberi contoh dan inspirasi bagi si anak bagaimana menjaga kesehatan tubuh, dan tidak mengkonsumsi jenis makanan apapun secara berlebihan. (tae)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar