![]() |
Foto: Google |
Gejala Diabetes–Semangat
pagi soearamoeria.com, apakabar, semoga selalu sehat dan tetap bugar tiap hari.
Masih tentang diabetes. Kali ini kita akan bahas tentang tips agar tubuh tetap sehat
dan bugar untuk penderita penyakit diabetes
melitus.
World Diabetes
Foundation menyarankan untuk mencurigai diabetes pada anak jika mengalami gejala
klinis khas 3P dan kadar gula darah tinggi di atas 200 mg/dl. Gejala 3P adalah Polifagi
(sering makan karena rasa lapar yang berulang), Polidipsi (sering minum karena
rasa haus yang berulang), dan Poliuri (sering kencing termasuk mengompol pada malam
hari pada anak yang biasanya sudah tidak mengompol).
Gejala lainnya dapat
pula berupa kesemutan, lemas, luka yang sukar sembuh, atau pandangan kabur. Penyakit
diabetes yang dialami oleh anak-anak terdiri dari dua tipe diabetes tipe 1 (Diabetes
1) dan diabetes tipe 2 (Diabetes 2).
Anak dikatakan menderita
Diabetes 1 (Insulin Dependent Diabetes Mellitus), jika tubuhnya memerlukan pasokan
insulin dari luar sepenuhnya karena sel-sel pancreas tidak mampu memproduksi hormon
insulin. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh factor genetik dan juga factor pencetus
lainnya.
Diabetes tipe 1
pada anak memerlukan pengobatan dengan injeksi insulin. Insulin diberikan untuk
mengatasi komplikasi akut, mencegah kematian dini, mengurangi risiko terjadinya
komplikasi kronis, dan mendukung aktivitas keseharian anak. Anak diabetes harus
mendapat injeksi insulin seumur hidup dalam kondisi apapun.
Sedangkan Diabetes tipe
2 (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus) terjadi jika pasokan insulin di pancreas
tidak mencukupi sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan pengiriman glukosa ke
seluruh sel tubuh, namun penderitanya tidak tergantung sepenuhnya pada pasokan
insulin dari luar.
Sekitar 90 persen kasus
diabetes adalah Diabetes tipe 2. Umumnya Diabetes tipe 2 tidak disertai dengan gejala
yang spesifik, sehingga banyak penderita tidak menyadarinya.
Selama ini, banyak
yang menganggap Diabetes tipe 2 hanya diderita oleh mereka yang berusia lanjut,
padahal Diabetes tipe 2 dapat menyerang remaja bahkan anak-anak. Gaya hidup
yang tidak sehat dan kegemukan menjadi factor utama penyebab terjadinya
Diabetes 2.
Diabetes/ kencing
manis pada anak dapat menyebabkan komplikasi akut dan kronis. Komplikasi akut
yang dapat berujung pada kematian pasien adalah hiperglikemi karena diabetes
belum diobati serta hipoglikemi karena pengobatan yang berlebihan. Komplikasi kronis
adalah kelainan pembuluh darah besar di jantung dan otak atau pun pembuluh darah
kecil pada mata, ginjal, dan serabut saraf.
Hiperglikemi dapat menyebabkan
anak selalu lapar, sering kencing, dehidrasi, lemah, kejang, penurunan kesadaran,
dan meninggal mendadak. Hipoglikemi sering membuat anak emosional, lelah, keringat
dingin, pingsan, dan kerusakan sel permanen sehingga mengganggu fungsi organ
dan proses tumbuh kembang anak.
Penyakit jantung koroner,
gagal ginjal, kebutaan, mati rasa, atau meninggal di usia dewasa muda merupakan
komplikasi kronis diabetes yang biasanya terjadi setelah anak jadi remaja.
Ada banyak cara
yang bisa dilakukan untuk mencegah si kecil dari diabetes, di antaranya: menerapkan
pola hidup sehat, mengatur pola makan yang seimbang dan tidak berlebihan gula, kurangi
makanan junk food dan minuman bersoda, dan ajarkan si kecil untuk rutin berolahraga
secarateratur. Dan jika perlu, gunakan ramuan herbal untuk pencegahan.
Yang tidak kalah penting
adalah para orang tua perlu memberi contoh dan inspirasi bagi si anak bagaimana
menjaga kesehatan tubuh, dan tidak mengkonsumsi jenis makanan apapun secara berlebihan. (tae)