
Jum’at (5/9) pagi prosesi pemakaman jenazah. Dalam prosesi itu hadir ribuan
jamaah memadati kompleks pesantren putra-putri.
Sederet
ulama yang turut hadir diantaranya KH Asyhari Syamsuri, KH Asynawi, KH Abi
Jamroh, KH Kamil Ahmad dan masih banyak lagi. Sejumlah pejabat juga hadir H
Subroto Wakil Bupati Jepara, H Muhdi Kankemenag Jepara, Muhammad Zahid Kepala
Dikpora Jepara, H Muhtarom Rektor Unisnu, H Hendro Martojo mantan Bupati Jepara
dan sederet nama lain.
H Ali
Irfan Muhtar, ketua Yayasan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (Yaptinu) Jepara mengemukakan
almarhum merupakan sosok yang rendah diri. Hal lain diuraikan Subroto. Menurut Wakil
Bupati Jepara itu Kyai Kholil sosok yang bijaksana dan mempunyai etos kerja
tinggi.
Disamping
itu, Subroto menyebut ia sosok panutan bagi siapapun. KH Kamil Ahmad, mewakili
PCNU Jepara menambahkan, Kyai Kholil yang menjadi Rais Syuriah PCNU 3 periode
itu pribadi tawaduk nan santun.
“Hari
ini kita kehilangan tokoh tauladan,” paparnya saat memberikan ucap sambutan di
aula pesantren putra.
Sementara
itu, KH Makmun Abdullah Hadziq memberikan pesan kepada santri. Agar tetap ngremboko (eksis, red) pesantren harus
tetap dihidupkan. Yang menghidupkan tambah pengasuh pesantren Balekambang itu
adalah santri, alumni dan umat.
“Jangan
sampai sepeninggal kyai, santri boyong.
Pesantren harus tetap dilestarikan. Nyantrinya ditambah minimal 2 tahun. Kalo
boyong dosa,” pesannya pada santri.
Almarhum
dishalatkan 23 kali di pesantren dan Masjid Baitus Salam. Jenazahnya dikebumikan
di makam Syaikhona desa Bakalan bersama nyai Hj. Halimah. (Syaiful Mustaqim)
No comments:
Post a Comment