Dari Pedagang Keliling Hingga Online Shop - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 30 Agustus 2014

Dari Pedagang Keliling Hingga Online Shop

Oleh : Vina Inayatuzzulfa

Lulus tahun 2012 sebagai sarjana bahasa Inggris IAIN Walisongo Semarang belum membuatku puas. Rasanya ingin melanjutkan sekolah tapi aku sangat pesimis. Meskipun sudah mengajar di salah satu instansi swasta di Jepara serta menjadi guru privat dengan murid yang lumayan banyak, masih menyurutkan niatku untuk sekolah lagi.

Ada jeda waktu 6 bulan untuk berpikir sebelum pembukaan pendaftaran kuliah S2.

Akhirnya, aku mendaftarkan diri di LSM Graha Mitra Semarang sebagai Petugas Lapangan. Dengan upah UMR. yah, pikirku cukuplah untuk menabung sebagai biaya awal masuk S2.

Merasa masih banyak waktu luang di kantor, aku sempatkan untuk iseng-iseng jualan online, salah satunya produk dari daerahku sendiri, Troso Jepara. Ya, tenun ikat Troso Jepara.
 
Proses awal memang tak mudah. Banyak yang bilang mahal lah, banyak yang belum tahu dan lain-lain.
 
Mulai dari teman-teman terdekat aku memasarkan Tenun Jepara. Lalu aku membuat halaman dan grup Tenun Ikat Troso Jepara. 

Bulan ke bulan berlalu. Orderan via online masih belum meningkat. Tenun masih asing bagi mereka dan dianggap mahal.
 
Akhirnya 4 bulan berlalu, aku putuskan nekat untuk daftar kuliah jurusan pendidikan Bahasa Inggris di UNNES atas dorongan orang tuaku. Dan, ternyata aku diterima.

Harus putar otak lagi untuk membayar biaya semesteran. Aku putuskan keluar dari LSM tersebut karena alasan kuliah. Terus dapat uang dari mana??? tenang saja Allah maha kaya. 

Kembali beraktifitas di Semarang. Les privat dan jualan tenun. Syukur Alhamdulillah dapat murid les privat dari Libya, yang mau belajar bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Gajinya lumayan lah.

Prospek tenun masih lemah. Masa-masa semester awal kebanyakan kuliah masuk pukul 13.00 sampai malam. Pagi harinya aku manfaatkan untuk jualan tenun keliling dari satu sekolah ke sekolah lain. Panasnya Semarang tak menyurutkan niatku. Namun, pemasukan masih minim. Karena para bapak dan ibu guru banyak yang nawar dengan harga murah. Kalo gak dikasih nanti dapet capek doang, dikasih untungnya cuman dikit. Ya sudah. Kadang untung cuma 10.000 per kain.

Dan ada juga yang membeli dengan sistem kredit. Jadi per bulan aku harus "sowan" ke sekolah yang membeli tenunku dengan sistem kredit. Meskipun jualan keliling, jualan online tetap gencar. Meskipun belum punya bbm saat itu (tahun 2013).

Waktu berlalu, facebook tenun online pun semakin menjamur. Tenun ikat mulai dikenal. awal 2013 omzet penjualan tenun via online mulai meningkat. Tak perlu berpanas-panas ria lagi untuk menjajakkan tenun, Alhamdulillah. 

Akhirnya kuputuskan stop jualan keliling dan fokus di online shop saja. Alhamdulillah sedikit banyak bisa untuk bayar kuliah meskpun masih ngutang. Saat ini customer sudah banyak yang paham dengan tenun ikat Troso Jepara dan sudah menjadi tren di kancah nasional maupun internasional. 

Sekarang saya semester 5. Idealnya semester 4 sudah lulus. yah, pasca ujian proposal memilih untuk menikah. Bukan itu alasannya. Belum rezekinya lulus semster 4. Semoga semester 5 ini lulus. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar