Sekolah ala Tradisi Pondok Pesantren - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 19 Januari 2013

Sekolah ala Tradisi Pondok Pesantren

Muslim Aisha, Ketua KPUD
Jepara, soearamoeria.com-Muslim Aisha, alumnus tahun 1993 menyatakan MA Walisongo tempat dirinya menempa ilmu diibaratkan laiknya sekolah yang mengedepankan tradisi santri. Siswa mendapatkan mata pelajaran (mapel) umum dan agama juga ditambah mapel tadris kutubul ulama (TKU). Apalagi waktu itu tidak semua madrasah menambahkan mapel takhassus tersebut.

Menurut Muslim, ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jepara tradisi santri lain yang mencolok adalah diwajibkan siswa laki-laki mengenakan peci, ibadah shalat dluha, shalat jamaah dan masih banyak lagi.

Hal itu menjadi faktor lelaki kelahiran Jepara 21 Februari 1974 memilih Walisongo tempat ia menimpa pendidikan menengah pertama dan atas. “Walisongo bagi saya adalah tempat penggodokan pendidikan karakter dan akhlakul karimah,” jelas suami Ustianah (37).

Karenanya tidak salah jika dalam salah satu kegiatan classmeeting ia pernah memperoleh juara pertama lomba praktik shalat dan memperoleh hadiah sajadah.  

Semasa di Walisongo Muslim sangat terkesan dengan sosok KH Mahfudz Asymawi. Teladan yang masih ia lakukan hingga kini ialah spirit keikhlasan. “Artinya berbuat kebaikan yang sama sekali tidak mengharapkan balasan apapun,” terang mantan pemimpin redaksi Mading Gelora Walisongo.

Dengan keikhlasan sambungnya akan memperoleh ganjaran luar biasa. “Sebisa mungkin saya melaksanakan apa yang menjadi petuah kyai Mahfudz. Alhamdulillah, hal itu saya masih lakukan,” imbuhnya.

Lelaki 3 anak ini menambahkan disisi lain kyai juga mengajarkan pentingnya kedisiplinan. Kyai Mahfudz ingatnya tidak pernah membiarkan jam kosong sia-sia. Kyai meminta menggunakan jam kosong untuk belajar sendiri. Petuah lain, lanjutnya perihal teguh dalam berprinsip. Yakni agar siswa tetap berpedoman ala ahlus sunnah waljamaah. (qim)        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar